Penulis Mengumpulkan dari berbagai Sumber Kitab Hadist :
- Kitab Musnad Imam Ahmad, 18 hadist
- Kitab Muwatho Imam Malik, 4 hadist
- Kitab Riyadhus Shalihin Imam Nawawi 1 hadist
- Kitab Shahih Bukhari , 7 hadist
- Kitab Shahih Muslim, 4 hadist
- Kitab Sunan Ibnu Majah, 1 hadist
Semoga menambah ilmu dan khasanah kita semua, tentunya penulis mengedukasi kepada semua sahabat, minimal bisa menghafal hadist, insyaallah – fuad sekeluarga
maaf bahasan hadist nya panjang (^_^), kalau malas membaca (maaf), tidak tahu ilmu, sampai kapan kita bisa mau memulai semangat menambah ilmu juga amalan pahala

Musnad Ahmad, Terdapat 18 Hadist Terkait “Wabah Penyakit”
Musnad Ahmad hadis nomor 199 199/26363
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يَزِيدَ حَدَّثَنَا دَاوُدُ يَعْنِي ابْنَ أَبِي الْفُرَاتِ حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ بُرَيْدَةَ عَنْ أَبِي الْأَسْوَدِ الدِّيْلِيِّ قَالَ أَتَيْتُ الْمَدِينَةَ وَقَدْ وَقَعَ بِهَا مَرَضٌ فَهُمْ يَمُوتُونَ مَوْتًا ذَرِيعًا فَجَلَسْتُ إِلَى عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ فَمَرَّتْ بِهِ جَنَازَةٌ فَأُثْنِيَ عَلَى صَاحِبِهَا خَيْرٌ فَقَالَ عُمَرُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ وَجَبَتْ ثُمَّ مُرَّ بِأُخْرَى فَأُثْنِيَ عَلَى صَاحِبِهَا خَيْرٌ فَقَالَ وَجَبَتْ ثُمَّ مُرَّ بِالثَّالِثَةِ فَأُثْنِيَ عَلَى صَاحِبِهَا شَرٌّ فَقَالَ عُمَرُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ وَجَبَتْ فَقُلْتُ وَمَا وَجَبَتْ يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ قَالَ قُلْتُ كَمَا قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّمَا مُسْلِمٍ شَهِدَ لَهُ أَرْبَعَةٌ بِخَيْرٍ أَدْخَلَهُ اللَّهُ الْجَنَّةَ قَالَ قُلْنَا أَوْ ثَلَاثَةٌ قَالَ أَوْ ثَلَاثَةٌ فَقُلْنَا أَوْ اثْنَانِ قَالَ أَوْ اثْنَانِ ثُمَّ لَمْ نَسْأَلْهُ عَنْ الْوَاحِدِ
Telah menceritakan kepada kami [Abdullah Bin Yazid] Telah menceritakan kepada kami [Daud yaitu Ibnu Abil Furath] Telah menceritakan kepadaku [Abdullah Bin Buraidah] dari [Abul Aswad Ad Daili] dia berkata; ketika aku datang ke Madinah, di sana sedang terjadi wabah penyakit, banyak dari mereka meninggal dengan mengenaskan, kemudian aku duduk di sisi Umar, tiba tiba lewatlah jenazah di hadapannya, dan mayit tersebut dipuji dengan kebaikan, Umar berkata; “Wajib” kemudian lewatlah jenazah yang lain dan mayit tersebut dipuji dengan kebaikan dan dia berkata; “Wajib” kemudian lewat jenazah yang ketiga dan mayit tersebut dibeberkan keburukannya, [Umar] berkata; “Wajib” maka aku bertanya; “Apa artinya wajib wahai Amirul Mukminin?” Dia menjawab; aku berkata sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata: “Bahwasannya seorang muslim apabila disaksikan oleh empat orang dengan kebaikan, maka Allah akan memasukkannya ke dalam Syurga.” Kami bertanya; “Bagaimana jika tiga?” Beliau menjawab: “Atau tiga?” Kami bertanya lagi; “Bagaimana jika dua?” Beliau menjawab: “Atau dua.” Kemudian kami tidak menanyakan jika satu.” Musnad Ahmad hadis nomor 301 301/26363
حَدَّثَنَا عَبْدُ الصَّمَدِ وَعَفَّانُ قَالَا حَدَّثَنَا دَاوُدُ بْنُ أَبِي الْفُرَاتِ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ بُرَيْدَةَ قَالَ عَفَّانُ عَنِ ابْنِ بُرَيْدَةَ عَنْ أَبِي الْأَسْوَدِ الدِّيلِيِّ قَالَ أَتَيْتُ الْمَدِينَةَ وَقَدْ وَقَعَ بِهَا مَرَضٌ قَالَ عَبْدُ الصَّمَدِ فَهُمْ يَمُوتُونَ مَوْتًا ذَرِيعًا فَجَلَسْتُ إِلَى عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ فَمَرَّتْ بِهِ جَنَازَةٌ فَأُثْنِيَ عَلَى صَاحِبِهَا خَيْرٌ فَقَالَ عُمَرُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ وَجَبَتْ ثُمَّ مُرَّ بِأُخْرَى فَأُثْنِيَ عَلَى صَاحِبِهَا خَيْرٌ فَقَالَ وَجَبَتْ ثُمَّ مُرَّ بِأُخْرَى فَأُثْنِيَ عَلَيْهَا شَرٌّ فَقَالَ عُمَرُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ وَجَبَتْ فَقَالَ أَبُو الْأَسْوَدِ فَقُلْتُ لَهُ يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ مَا وَجَبَتْ فَقَالَ قُلْتُ كَمَا قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّمَا مُسْلِمٍ شَهِدَ لَهُ أَرْبَعَةٌ بِخَيْرٍ إِلَّا أَدْخَلَهُ اللَّهُ الْجَنَّةَ قَالَ قُلْنَا وَثَلَاثَةٌ قَالَ وَثَلَاثَةٌ قُلْنَا وَاثْنَانِ قَالَ وَاثْنَانِ قَالَ وَلَمْ نَسْأَلْهُ عَنْ الْوَاحِدِ
Telah menceritakan kepada kami [Abdush Shamad] dan [‘Affan] keduanya berkata; Telah menceritakan kepada kami [Daud Bin Abul Furath] Telah menceritakan kepada kami [Abdullah Bin Buraidah] telah berkata [‘Affan] dari [Ibnu Buraidah] dari [Abul Aswad Ad Dili] dia berkata; ketika aku tiba di Madinah, di sana sedang terjadi wabah penyakit, ” -[Abdush Shamad] berkata; “Mereka mati secara mengerikan, – kemudian aku duduk di sisi [Umar Bin Al Khaththab], tiba tiba lewatlah (usungan) jenazah, dan mayit tersebut disanjung dengan kebaikan seraya Umar berkata; “Wajib.” Kemudian jenazah kedua lewat dan mayit tersebut disanjung dengan kebaikan seraya dia berkata; “Wajib.” Kemudian lewatlah jenazah ketiga, namun mayit tersebut dibeberkan keburukannya, maka seraya Umar berkata; “Wajib, ” Abul Aswad berkata; aku bertanya kepadanya; “Wahai Amirul Mukminin, apa maksudnya wajib?” Umar menjawab; “Aku mengatakan sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa: “Seorang muslim siapa saja yang disaksikan dengan kebaikan oleh empat orang, maka Allah akan memasukkannya ke syurga.” Umar berkata; kami bertanya; “Jika (disaksikan) oleh tiga orang?” Beliau menjawab: “Juga oleh tiga orang.” Kami bertanya lagi; “Jika dua orang?” Beliau menjawab: “Juga oleh dua orang.” Umar berkata; “Kemudian kami tidak menanyakannya jika satu orang.” Musnad Ahmad hadis nomor 1577 1577/26363
حَدَّثَنَا رَوْحٌ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ أَبِي حَفْصَةَ حَدَّثَنَا الزُّهْرِيُّ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ سَمِعْتُ عَبْدَ الرَّحْمَنِ بْنَ عَوْفٍ يَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِذَا كَانَ الْوَبَاءُ بِأَرْضٍ وَلَسْتَ بِهَا فَلَا تَدْخُلْهَا وَإِذَا كَانَ بِأَرْضٍ وَأَنْتَ بِهَا فَلَا تَخْرُجْ مِنْهَا
Telah menceritakan kepada kami [Rauh] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abu Hafshah] telah menceritakan kepada kami [Az Zuhri] dari [‘Ubaidullah bin Abdullah] dari [Ibnu Abbas] berkata; saya mendengar [Abdurrahman bin Auf] berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Apabila wabah penyakit sedang menyebar di suatu tempat dan kamu tidak berada di dalamnya, janganlah kalian memasukinya, dan jika kamu di dalamnya maka janganlah kamu keluar darinya.” Musnad Ahmad hadis nomor 1578 1578/26363
حَدَّثَنَا أَسْوَدُ بْنُ عَامِرٍ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِسْحَاقَ عَنْ يَزِيدَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ قُسَيْطٍ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ أَنَّ قَوْمًا مِنْ الْعَرَبِ أَتَوْا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِينَةَ فَأَسْلَمُوا وَأَصَابَهُمْ وَبَاءُ الْمَدِينَةِ حُمَّاهَا فَأُرْكِسُوا فَخَرَجُوا مِنْ الْمَدِينَةِ فَاسْتَقْبَلَهُمْ نَفَرٌ مِنْ أَصْحَابِهِ يَعْنِي أَصْحَابَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالُوا لَهُمْ مَا لَكُمْ رَجَعْتُمْ قَالُوا أَصَابَنَا وَبَاءُ الْمَدِينَةِ فَاجْتَوَيْنَا الْمَدِينَةَ فَقَالُوا أَمَا لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ فَقَالَ بَعْضُهُمْ نَافَقُوا وَقَالَ بَعْضُهُمْ لَمْ يُنَافِقُوا هُمْ مُسْلِمُونَ فَأَنْزَلَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ { فَمَا لَكُمْ فِي الْمُنَافِقِينَ فِئَتَيْنِ وَاللَّهُ أَرْكَسَهُمْ بِمَا كَسَبُوا } الْآيَةَ
Telah menceritakan kepada kami [Aswad bin ‘Amir] telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Salamah] dari [Muhammad bin Salamah] dari [Yazid bin Abdullah bin Qusaith] dari [Abu Salamah bin Abdurrahman bin Auf] dari [Abddurrahman bin Auf]; bahwa Suatu kaum dari bangsa Arab menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam di Madinah dan masuk Islam, kemudian mereka tertimpa wabah penyakit di Madinah berupa sakit panas. Lalu mereka berbalik murtad dan keluar dari Madinah, maka sekelompok orang dari sahabat beliau, yaitu sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menyusul mereka dan bertanya; “Kenapa kalian kembali menjadi murtad?” mereka menjawab; “Kami terkena wabah penyakit Madinah, Madinah tidak cocok bagi kami.” Para sahabat berkata; “Bukankah sudah ada contoh dari Rasulullah bagi kalian?” maka sebagian sahabat berpendapat bahwa mereka munafiq, dan sebagian yang lain berpendapat bahwa mereka bukan munafiq tetapi mereka adalah orang-orang muslim. maka turunlah firman Allah ‘azza wajalla: (Maka Mengapa kamu (terpecah) menjadi dua golongan dalam (menghadapi) orang-orang munafik, padahal Allah Telah membalikkan mereka kepada kekafiran). Musnad Ahmad hadis nomor 1591 1591/26363
حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ عِيسَى أَخْبَرَنِي مَالِكٌ عَنِ الزُّهْرِيِّ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَامِرِ بْنِ رَبِيعَةَ أَنَّ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ خَرَجَ إِلَى الشَّامِ فَلَمَّا جَاءَ سَرْغَ بَلَغَهُ أَنَّ الْوَبَاءَ قَدْ وَقَعَ بِالشَّامِ فَأَخْبَرَهُ عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عَوْفٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا سَمِعْتُمْ بِهِ بِأَرْضٍ فَلَا تَقْدَمُوا عَلَيْهِ وَإِذَا وَقَعَ بِأَرْضٍ وَأَنْتُمْ بِهَا فَلَا تَخْرُجُوا فِرَارًا مِنْهُ فَرَجَعَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ مِنْ سَرْغَ حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ عِيسَى أَخْبَرَنِي مَالِكٌ عَنِ الزُّهْرِيِّ عَنْ عَبْدِ الْحَمِيدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ زَيْدِ بْنِ الْخَطَّابِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْحَارِثِ بْنِ نَوْفَلٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ خَرَجَ إِلَى الشَّامِ حَتَّى إِذَا كَانَ بِسَرْغَ لَقِيَهُ أُمَرَاءُ الْأَجْنَادِ أَبُو عُبَيْدَةَ بْنُ الْجَرَّاحِ وَأَصْحَابُهُ فَأَخْبَرُوهُ أَنَّ الْوَبَاءَ قَدْ وَقَعَ بِالشَّامِ فَذَكَرَ الْحَدِيثَ قَالَ فَجَاءَ عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عَوْفٍ وَكَانَ مُتَغَيِّبًا فِي بَعْضِ حَاجَتِهِ فَقَالَ إِنَّ عِنْدِي مِنْ هَذَا عِلْمًا سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِذَا كَانَ بِأَرْضٍ وَأَنْتُمْ بِهَا فَلَا تَخْرُجُوا فِرَارًا مِنْهُ وَإِذَا سَمِعْتُمْ بِهِ بِأَرْضٍ فَلَا تَقْدَمُوا عَلَيْهِ قَالَ فَحَمِدَ اللَّهَ عُمَرُ ثُمَّ انْصَرَفَ
Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Isa] telah mengabarkan kepadaku [Malik] dari [Az Zuhri] dari [Abdullah ‘Amir bin Rabi’ah] bahwa Umar bin Khaththab keluar menuju Syam dan ketika sampai di Sargha, sampailah berita bahwa wabah penyakit sedang menyebar di Syam. Maka [Abdurrahman bin Auf] memberikan kabar kepadanya bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Jika kalian mendengarnya sedang menyebar di suatu negri maka janganlah kalian masuk ke dalamnya, dan jika sedang menyebar di suatu negri dan kalian berada di dalamnya maka janganlah kalian keluar lari darinya.” Maka Umar bin Khaththab meninggalkan Sargha. Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Isa] telah mengabarkan kepadaku [Malik] dari [Az Zuhri] dari [Abdul Hamid bin Abdurrahman bin Zaid bin Umar bin Khaththab] dari [Abdullah bin Abdullah bin Al Harits bin Naufal] dari [Abdullah bin Abbas] bahwa Umar bin Khaththab keluar menuju Syam. Ketika dia sampai di Sargha, dia bertemu dengan para komandan pasukan, yaitu Abu Ubaidah bin Al Jarrah dan para sahabatnya. Kemudian mereka mengabarkan kepadanya bahwa di Syam sedang terjangkit wabah..” lalu dia menyebutkan hadits secara lengkap. Ibnu Abbas berkata; kemudian Abdurrahman bin Auf datang, yang sebelumnya tidak ada di tempat karena melaksanakan keperluannya. Dia berkata; Aku mempunyai pengetahuan mengenai hal itu, aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Jika penyakit itu sedang menjangkiti di suatu negri dan kalian berada di dalamnya maka janganlah kalian keluar lari darinya, dan jika kalian mendengarnya menjangkiti di suatu negri maka janganlah kalian memasukinya.” Umar bertahmid lalu meninggalkannya.” Musnad Ahmad hadis nomor 5704 5704/26363
حَدَّثَنَا رَوْحٌ حَدَّثَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ حَدَّثَنِي مُوسَى بْنُ عُقْبَةَ عَنْ سَالِمٍ أَنَّهُ حَدَّثَهُ عَنْ رُؤْيَا رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي وَبَاءِ الْمَدِينَةِ عَنِ ابْنِ عُمَرَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ رَأَيْتُ امْرَأَةً سَوْدَاءَ ثَائِرَةَ الرَّأْسِ خَرَجَتْ مِنْ الْمَدِينَةِ حَتَّى أَقَامَتْ بِمَهْيَعَةَ وَهِيَ الْجُحْفَةُ فَأَوَّلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّ وَبَاءَ الْمَدِينَةِ نُقِلَ إِلَى الْجُحْفَةِ
Telah menceritakan kepada kami [Rauh] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Juraij] telah menceritakan kepadaku [Musa bin Uqbah] dari [Salim], dia menceritakan kepadanya tentang mimpi Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam perihal wabah yang menjangkit Madinah, dari [Ibnu Umar] dari Nabi Shallallahu’alaihi wasallam, beliau bersabda: “Aku melihat seorang wanita berkulit hitam dan berambut kumal keluar dari kota Madinah dan hingga dia berdiri (bermukim) di Mahya’ah.” Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam mentakwilkan bahwa wabah penyakit kota Madinah telah dipindahkan ke Juhfah. Musnad Ahmad hadis nomor 6773 6773/26363
حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا رِشْدِينُ بْنُ سَعْدٍ عَنِ الْحَسَنِ بْنِ ثَوْبَانَ عَنْ هِشَامِ بْنِ أَبِي رُقَيَّةَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا عَدْوَى وَلَا طِيَرَةَ وَلَا هَامَةَ وَلَا حَسَدَ وَالْعَيْنُ حَقٌّ
Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] telah menceritakan kepada kami [Risydin bin Sa’d] dari [Al Hasan bin Tsauban] dari [Hisyam bin Abi Ruqayyah] dari [Abdullah bin ‘Amru bin Al ‘Ash], dia berkata; Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda: “Tidak ada ‘adwa (penularan wabah penyakit), tidak ada thayarah (tahayul, menganggap sial karena melihat burung atau yang lainnya), tidak hamah (keyakinan jahiliyah bahwa tulang belulang mayat akan menjelma menjadi burung) dan tidak ada hasad, dan penyakit `Ain itu benar adanya.” Musnad Ahmad hadis nomor 13954 13954/26363
حَدَّثَنَا أَبُو عَبْدِ الرَّحْمَنِ حَدَّثَنَا سَعِيدٌ حَدَّثَنِي عَمْرُو بْنُ جَابِرٍ قَالَ سَمِعْتُ جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ الْأَنْصَارِيَّ يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْفَارُّ مِنْ الطَّاعُونِ كَالْفَارِّ مِنْ الزَّحْفِ وَالصَّابِرُ فِيهِ كَالصَّابِرِ فِي الزَّحْفِ
Telah bercerita kepada kami [Abu Abdurrahman] telah bercerita kepada kami [Sa’id] telah bercerita kepadaku [‘Amr bin Jabir] berkata; saya telah mendengar [Jabir bin Abdullah Al Anshori] berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Orang yang lari dari wabah penyakit Tho’un seperti orang lari dari peperangan dan orang yang sabar di dalamnya seperti orang yang sabar dalam peperangan”. Musnad Ahmad hadis nomor 21580 21580/26363
حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ عُمَرَ أَخْبَرَنَا ابْنُ أَبِي ذِئْبٍ عَنْ سَعِيدٍ الْمَقْبُرِيِّ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي قَتَادَةَ عَنْ أَبِي قَتَادَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَوَضَّأَ ثُمَّ صَلَّى بِأَرْضِ سَعْدٍ بِأَصْلِ الْحَرَّةِ عِنْدَ بُيُوتِ السُّقْيَا ثُمَّ قَالَ اللَّهُمَّ إِنَّ إِبْرَاهِيمَ خَلِيلَكَ وَعَبْدَكَ وَنَبِيَّكَ دَعَاكَ لِأَهْلِ مَكَّةَ وَأَنَا مُحَمَّدٌ عَبْدُكَ وَنَبِيُّكَ وَرَسُولُكَ أَدْعُوكَ لِأَهْلِ الْمَدِينَةِ مِثْلَ مَا دَعَاكَ بِهِ إِبْرَاهِيمُ لِأَهْلِ مَكَّةَ نَدْعُوكَ أَنْ تُبَارِكَ لَهُمْ فِي صَاعِهِمْ وَمُدِّهِمْ وَثِمَارِهِمْ اللَّهُمَّ حَبِّبْ إِلَيْنَا الْمَدِينَةَ كَمَا حَبَّبْتَ إِلَيْنَا مَكَّةَ وَاجْعَلْ مَا بِهَا مِنْ وَبَاءٍ بِخُمٍّ اللَّهُمَّ إِنِّي قَدْ حَرَّمْتُ مَا بَيْنَ لَابَتَيْهَا كَمَا حَرَّمْتَ عَلَى لِسَانِ إِبْرَاهِيمَ الْحَرَمَ
Telah menceritakan kepada kami [‘Utsman bin ‘Umar] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Abi Dzi`b] dari [Sa’id Al Maqburi] dari [‘Abdullah bin Abu Qatadah] dari [Abu Qatadah] bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihiwasallam berwudhu kemudian shalat ditanah Sa’ad di Ashlul Hurroh dirumah-rumah pemberi air minum kemudian beliau bersabda: “Ya Allah! Sesungguhnya Ibrahim adalah kekasih, hamba dan nabiMu, ia berdoa untuk penduduk Makkah, dan aku Muhammad hamba, Nabi dan rasulMu, aku berdoa untuk penduduk Madinah seperti doa Ibrahim untuk Makkah, kami berdoa kepadaMu agar Engkau memberkahi sha’, mud dan buah-buahan mereka. Ya Allah! Buatlah kami cinta Madinah seperti halnya Engkau membuat kami cinta Makkah, jadikanlah Makkah terhindar dari wabah penyakit, ya Allah! aku telah mengharamkan diantara tanah berbatunya seperti yang Kau haramkan Makkah melalui lisan Ibrahim.” Musnad Ahmad hadis nomor 25040 25040/26363
حَدَّثَنَا يُونُسُ حَدَّثَنَا حَمَّادٌ يَعْنِي ابْنَ زَيْدٍ عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ قَدِمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِينَةَ وَهِيَ وَبِيئَةٌ ذُكِرَ أَنَّ الْحُمَّى صَرَعَتْهُمْ فَمَرِضَ أَبُو بَكْرٍ وَكَانَ إِذَا أَخَذَتْهُ الْحُمَّى يَقُولُ كُلُّ امْرِئٍ مُصَبَّحٌ فِي أَهْلِهِ وَالْمَوْتُ أَدْنَى مِنْ شِرَاكِ نَعْلِهِ قَالَتْ وَكَانَ بِلَالٌ إِذَا أَخَذَتْهُ الْحُمَّى يَقُولُ أَلَا لَيْتَ شِعْرِي هَلْ أَبِيتَنَّ لَيْلَةً بِوَادٍ وَحَوْلِي إِذْخِرٌ وَجَلِيلُ وَهَلْ أَرِدْنَ يَوْمًا مِيَاهَ مِجَنَّةٍ وَهَلْ يَبْدُوَنْ لِي شَامَةٌ وَطَفِيلُ اللَّهُمَّ الْعَنْ عُتْبَةَ بْنَ رَبِيعَةَ وَشَيْبَةَ بْنَ رَبِيعَةَ وَأُمَيَّةَ بْنَ خَلَفٍ كَمَا أَخْرَجُونَا مِنْ مَكَّةَ فَلَمَّا رَأَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا لَقُوا قَالَ اللَّهُمَّ حَبِّبْ إِلَيْنَا الْمَدِينَةَ كَحُبِّنَا مَكَّةَ أَوْ أَشَدَّ اللَّهُمَّ صَحِّحْهَا وَبَارِكْ لَنَا فِي صَاعِهَا وَمُدِّهَا وَانْقُلْ حُمَّاهَا إِلَى الْجُحْفَةِ قَالَ فَكَانَ الْمَوْلُودُ يُولَدُ بِالْجُحْفَةِ فَمَا يَبْلُغُ الْحُلُمَ حَتَّى تَصْرَعَهُ الْحُمَّى حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ عِيسَى قَالَ أَخْبَرَنِي مَالِكٌ عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَائِشَةَ أَنَّهَا قَالَتْ لَمَّا قَدِمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِينَةَ وُعِكَ أَبُو بَكْرٍ وَبِلَالٌ فَذَكَرَ الْحَدِيثَ يَعْنِي حَدِيثَ حَمَّادٍ إِلَّا أَنَّهُ لَمْ يَذْكُرْ قِصَّةَ الْمَوْلُودِ
Telah menceritakan kepada kami [Yunus] telah menceritakan kepada kami [Hammad, yaitu Ibnu Zaid] dari [Hisyam bin Urwah] dari [Ayahnya] dari [Aisyah] berkata; “Ketika Rasulullah shallaallahu ‘alaihi wa sallam datang ke Madinah -Madinah ketika itu adalah wilayah yang penuh dengan wabah penyakit- diceritakan kepada beliau bahwa penyakit demam menjangkiti mereka, hingga Abu Bakr pun terjangkit penyakit demam. Ia berkata; “Setiap orang bertanggung jawab terhadap keluarganya dan kematian itu lebih dekat dari pada keikut sertaan sandalnya.” Aisyah berkata; “Ketika Bilal terjangkit penyakit demam, ia berkata; “Sungguh indahnya sya’irku, apakah saya harus bermalam di sebuah lembah sementara di sekelilingku ada Idzkhir dan orang-orang yang mulia. Apakah mereka menginginkan air yang melimpah. Apakah sudah tampak oleh ku negeri Syam dan Gunung Thafil? Ya Allah, laknatlah Utbah bin Rabi’ah, Syaibah bin Rabi’ah, dan Umayah bin Khalaf, sebagaimana mereka mengeluarkan kami dari Mekah.” Ketika Rasulullah shallaallahu ‘alaihi wa sallam melihat apa yang mereka alami, beliau berdo’a: “Ya Allah, jadikanlah kami cinta kepada kota Madinah sebagaimana kami mencintai Makkah atau lebih dari itu. Ya Allah, perbaikilah ia, berkahilah sha’ dan mud kami, dan pindahkanlah penyakit demam tersebut ke Juhfah (tempat yang masih kosong).” Urwah berkata; “Tidaklah orang yang dilahirkan di Juhfah melainkan ia akan terjangkit penyakit demam sebelum ia sampai kepada masa baligh.” Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Isa] berkata; telah mengabarkan kepadaku [Malik] dari [Hisyam bin Urwah] dari [Ayahnya] dari [Aisyah] berkata; “Ketika Rasulullah shallaallahu ‘alaihi wa sallam datang ke Madinah, Abu Bakr dan Bilal terjangkit penyakit.” Lalu ia menyebutkan hadits tersebut, yaitu hadits Hammad, hanya saja ia tidak menyebutkan cerita anak yang dilahirkan di Juhfah. Musnad Ahmad hadis nomor 20805 20805/26363
حَدَّثَنَا أَبُو كَامِلٍ حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ سَعْدٍ حَدَّثَنَا ابْنُ شِهَابٍ عَنِ ابْنِ عَمٍّ لِأُسَامَةَ بْنِ زَيْدٍ يُقَالُ لَهُ عِيَاضٌ وَكَانَتْ بِنْتُ أُسَامَةَ تَحْتَهُ قَالَ ذُكِرَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلٌ خَرَجَ مِنْ بَعْضِ الْأَرْيَافِ حَتَّى إِذَا كَانَ قَرِيبًا مِنْ الْمَدِينَةِ بِبَعْضِ الطَّرِيقِ أَصَابَهُ الْوَبَاءُ قَالَ فَأَفْزَعَ ذَلِكَ النَّاسَ قَالَ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنِّي لَأَرْجُو أَنْ لَا يَطْلُعَ عَلَيْنَا نِقَابُهَا يَعْنِي الْمَدِينَةَ قَالَ أَبِي و حَدَّثَنَاه الْهَاشِمِيُّ وَيَعْقُوبُ وَقَالَا جَمِيعًا إِنَّهُ سَمِعَ أُسَامَةَ حَدَّثَنَا أَبُو مَعْمَرٍ حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ سَعْدٍ حَدَّثَنَا ابْنُ شِهَابٍ عَنِ ابْنِ عَمٍّ لِأُسَامَةَ بْنِ زَيْدٍ يُقَالُ لَهُ عِيَاضٌ وَكَانَتْ ابْنَةُ أُسَامَةَ عِنْدَهُ وَذَكَرَ الْحَدِيثَ مِثْلَهُ قَالَ أَبُو عَبْد الرَّحْمَنِ وَقَالَ بَعْضُهُمْ عِيَاضُ بْنُ صَبْرَى
Telah bercerita kepada kami [Abu Kamil] telah bercerita kepada kami [Ibrahim bin Sa’ad] telah bercerita kepada kami [Ibnu Syihab] dari saudara sepupunya Usamah bin Zaid yang bernama [‘Iyadh] dan putri Usamah bersamanya, ia berkata: diberitahukan kepada Rasulullah Shallallahu’alaihiwasallam bahwa seseorang keluar dari sebagian perkampungan hingga saat tiba di suatu jalan dekat Madinah, ia terserang wabah penyakit. Hal itu membuat orang-orang cemas kemudian Nabi Shallallahu’alaihiwasallam bersabda: “Aku berharap agar ia tidak sampai ditengah-tengahnya.” -yang beliau maksud ialah Madinah-. Ayah saya berkata: kami menceritakannya kepada [Al Hasyimi] dan [Ya’qub], keduanya berkata: sesungguhnya ia (‘Iyadh) mendengar dari [Usamah]. Telah bercerita kepada kami [Abu Ma’mar] telah bercerita kepada kami [Ibrahim bin Sa’ad] telah bercerita kepada kami [Ibnu Syihab] dari saudara sepupu Usamah bin Zaid yang bernama [‘Iyadh] dan putri Usamah bersamanya, ia menyebutkan hadits serupa. Abu Abdurrahman berkata: sebagian orang berkata: ‘Iyadh bin Shabri. Musnad Ahmad hadis nomor 20817 20817/26363
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ حَبِيبِ بْنِ أَبِي ثَابِتٍ قَالَ كُنْتُ بِالْمَدِينَةِ فَبَلَغَنِي أَنَّ الطَّاعُونَ بِالْكُوفَةِ قَالَ فَذَكَرَ لِي عَطَاءُ بْنُ يَسَارٍ وَغَيْرُ وَاحِدٍ مِنْ أَهْلِ الْمَدِينَةِ هَذَا الْحَدِيثَ قَالَ فَقُلْتُ مَنْ يُحَدِّثُهُ قَالَ فَقَالُوا عَامِرُ بْنُ سَعْدٍ وَكَانَ غَائِبًا قَالَ فَلَقِيتُ إِبْرَاهِيمَ بْنَ سَعْدٍ قَالَ فَسَأَلْتُهُ عَنْ ذَلِكَ فَقَالَ سَمِعْتُ أُسَامَةَ يُحَدِّثُ سَعْدًا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ هَذَا الْوَجَعَ رِجْسٌ وَعَذَابٌ أَوْ بَقِيَّةُ عَذَابٍ حَبِيبٌ شَكَّ فِيهِ عُذِّبَ بِهِ نَاسٌ قَبْلَكُمْ فَإِذَا كَانَ بِأَرْضٍ وَأَنْتُمْ بِهَا فَلَا تَخْرُجُوا مِنْهَا وَإِذَا سَمِعْتُمْ بِهِ فِي أَرْضٍ فَلَا تَدْخُلُوهَا قَالَ فَقُلْتُ لَهُ آنْتَ سَمِعْتَ أُسَامَةَ يُحَدِّثُ سَعْدًا فَلَمْ يُنْكِرْ قَالَ نَعَمْ
Telah bercerita kepada kami [Muhammad bin Ja’far] telah bercerita kepada kami [Syu’bah] dari [Habib bin Abu Tsabit], ia berkata: Saya pernah di Madinah dan mendengar tha’un terjadi di Kufah. Kemudian Atho` bin Yasar dan beberapa penduduk Madinah menyebutkan hadits ini kepadaku. Saya berkata: Siapa yang menceritakannya. Mereka menjawab: Amir bin Sa’ad dan saat itu ia tidak ada. Selanjutnya saya bertemu dengan [Ibrahim bin Sa’ad] dan saya tanyakan hadits itu, ia berkata: Saya mendengar [Usamah] bercerita kepada Sa’ad bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihiwasallam bersabda: “wabah penyakit ini adalah kotoran, adzab atau sisa adzab -Habib ragu kepastian redaksinya- dengannya Allah membinasakan orang-orang sebelum kalian. Bila terjadi thaun di suatu tempat dan kalian di sana, kalian jangan meninggalkannya dan bila kalian mendengar terjadi disuatu tempat, kalian jangan memasukinya.” Lalu saya bertanya padanya: Apa kau mendengar Usamah bercerita kepada Sa’ad lalu ia tidak memungkirinya? Ia menjawab: ‘Ya.’ Musnad Ahmad hadis nomor 24672 24672/26363
حَدَّثَنَا حَجَّاجٌ قَالَ حَدَّثَنَا لَيْثٌ حَدَّثَنِي يَزِيدُ بْنُ أَبِي حَبِيبٍ عَنْ أَبِي بَكْرِ بْنِ إِسْحَاقَ بْنِ يَسَارٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُرْوَةَ عَنْ عُرْوَةَ عَنْ عَائِشَةَ أَنَّهَا قَالَتْ لَمَّا قَدِمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِينَةَ اشْتَكَى أَصْحَابُهُ وَاشْتَكَى أَبُو بَكْرٍ وَعَامِرُ بْنُ فُهَيْرَةَ مَوْلَى أَبِي بَكْرٍ وَبِلَالٌ فَاسْتَأْذَنَتْ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَائِشَةُ فِي عِيَادَتِهِمْ فَأَذِنَ لَهَا فَقَالَتْ لِأَبِي بَكْرٍ كَيْفَ تَجِدُكَ فَقَالَ كُلُّ امْرِئٍ مُصَبَّحٌ فِي أَهْلِهِ وَالْمَوْتُ أَدْنَى مِنْ شِرَاكِ نَعْلِهِ وَسَأَلْتُ عَامِرًا فَقَالَ وَجَدْتُ الْمَوْتَ قَبْلَ ذَوْقِهِ إِنَّ الْجَبَانَ حَتْفُهُ مِنْ فَوْقِهِ وَسَأَلْتُ بِلَالًا فَقَالَ أَلَا لَيْتَ شِعْرِي هَلْ أَبِيتَنَّ لَيْلَةً بِفَجٍّ وَحَوْلِي إِذْخِرٌ وَجَلِيلُ فَأَتَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَخْبَرْتُهُ بِقَوْلِهِمْ فَنَظَرَ إِلَى السَّمَاءِ ثُمَّ قَالَ اللَّهُمَّ حَبِّبْ إِلَيْنَا الْمَدِينَةَ كَمَا حَبَّبْتَ إِلَيْنَا مَكَّةَ وَأَشَدَّ وَبَارِكْ لَنَا فِي صَاعِهَا وَمُدِّهَا وَانْقُلْ وَبَاءَهَا إِلَى مَهْيَعَةٍ وَهِيَ الْجُحْفَةُ كَمَا زَعَمُوا
Telah menceritakan kepada kami [Hajjaj] berkata; telah menceritakan kepada kami [Laits] telah menceritakan kepada ku [Yazid bin Abi Habib] dari [Abu Bakr bin Ishaq bin Yasar] dari [Abdullah bin Urwah] dari [Urwah] dari [Aisyah], ia berkata; “Ketika Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam sampai di Madinah, para sahabatnya terkena penyakit. Abu Bakar, Amir bin Fuhairah -bekas budak Abu Bakr-, dan Bilal terkena penyakit. Lalu Aisyah meminta izin kepada Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam untuk menjenguk mereka dan beliau mengizinkannya. Kemudian ia berkata kepada Abu Bakr; “Apa yang engkau rasakan?” ia menjawab; “Setiap orang bertanggung jawab terhadap keluarganya dan kematian itu lebih dekat dari pada sandalnya yang selalu menyertainya.” aku bertanya kepada Amir dan ia menjawab; “Saya merasakan kematian sebelum ia merasakannya. Sesungguhnya rasa takut akan kematiannya itu dari atasnya.” Saya bertanya kepada Bilal dan ia menjawab; “Alangkah baiknya syairku, apakah aku harus bermalam di suatu lembah sementara di sampingku terdapat orang-orang yang membanggakan lagi mulia.” Kemudian ia mendatangi Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam dan mengabarkan perkataan mereka kepada beliau. Lalu beliau menatap ke langit sambil berdo’a: ALLAHUMMA HABBIB ILAINAA ALMADINAH KAMAA HABBABTA ILAINAA MAKKATA WA ASYADDA WA BAARIK LANAA FI SHAA’IHAA WA MUDDIHAA WANQUL WABAA AHAA ILAA MAHII’AHH (Ya Allah, jadikanlah kecintaan kami kepada Madinah seperti kecintaan kami kepada Mekkah atau lebih. Berkahilah takaran sha’ dan mudnya dan pindahkanlah wabah penyakitnya ke Mahi’ah) yaitu di kota Juhfah, sebagaimana yang mereka klaim.” Musnad Ahmad hadis nomor 133 133/26363
حَدَّثَنَا يُونُسُ بْنُ مُحَمَّدٍ حَدَّثَنَا دَاوُدُ يَعْنِي ابْنَ أَبِي الْفُرَاتِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بُرَيْدَةَ عَنْ أَبِي الْأَسْوَدِ أَنَّهُ قَالَ أَتَيْتُ الْمَدِينَةَ فَوَافَيْتُهَا وَقَدْ وَقَعَ فِيهَا مَرَضٌ فَهُمْ يَمُوتُونَ مَوْتًا ذَرِيعًا فَجَلَسْتُ إِلَى عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ فَمَرَّتْ بِهِ جَنَازَةٌ فَأُثْنِيَ عَلَى صَاحِبِهَا خَيْرًا فَقَالَ عُمَرُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ وَجَبَتْ ثُمَّ مُرَّ بِأُخْرَى فَأُثْنِيَ عَلَى صَاحِبِهَا خَيْرًا فَقَالَ عُمَرُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ وَجَبَتْ ثُمَّ مُرَّ بِالثَّالِثَةِ فَأُثْنِيَ عَلَيْهَا شَرًّا فَقَالَ عُمَرُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ وَجَبَتْ فَقَالَ أَبُو الْأَسْوَدِ مَا وَجَبَتْ يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ قَالَ قُلْتُ كَمَا قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّمَا مُسْلِمٍ شَهِدَ لَهُ أَرْبَعَةٌ بِخَيْرٍ أَدْخَلَهُ اللَّهُ الْجَنَّةَ قَالَ فَقُلْنَا وَثَلَاثَةٌ قَالَ فَقَالَ وَثَلَاثَةٌ قَالَ قُلْنَا وَاثْنَانِ قَالَ وَاثْنَانِ قَالَ ثُمَّ لَمْ نَسْأَلْهُ عَنْ الْوَاحِدِ
Telah menceritakan kepada kami [Yunus Bin Muhammad] Telah menceritakan kepada kami [Daud yaitu Ibnu Abil Furath] dari [Abdullah Bin Buraidah] dari [Abul Aswad] bahwa dia berkata; aku datang ke Madinah, setibanya aku di sana rupanya sedang terjadi wabah penyakit, orang-orang meninggal dalam keadaan menyedihkan, maka ketika aku duduk di sisi [Umar Bin Al Khaththab], lewatlah jenazah kemudian si mayit dipuji dengan kebaikan, maka Umar berkata; “wajib” kemudian jenazah lain lewat dan mayit dipuji dengan kebaikan, maka Umar berkata; “wajib” kemudian jenazah ketiga lewat dan mayit tersebut dibeberkan keburukannya, maka Umar berkata; “wajib” akhirnya Abul Aswad bertanya; “Apa artinya wajib wahai Amirul Mukminin?” Umar menjawab; “Aku berkata sebagaimana yang dikatakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam: “Orang muslim siapa saja yang disaksikan oleh empat orang dengan kebaikan, maka Allah akan memasukkannya ke dalam Syurga” aku bertanya; “Bagaiman jika tiga orang?” Beliau menjawab: “Juga tiga orang” aku bertanya lagi; “Bagaiman jika dua orang?” Beliau menjawab; “Juga dua orang.” Kemudian kami tidak menanyakannya bagaimana jika satu orang.” Musnad Ahmad hadis nomor 5585 5585/26363
حَدَّثَنَا عَفَّانُ حَدَّثَنَا وُهَيْبٌ حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ عُقْبَةَ حَدَّثَنِي سَالِمٌ عَنْ رُؤْيَا رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي وَبَاءِ الْمَدِينَةِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ رَأَيْتُ امْرَأَةً سَوْدَاءَ ثَائِرَةَ الرَّأْسِ خَرَجَتْ مِنْ الْمَدِينَةِ حَتَّى قَامَتْ بِمَهْيَعَةَ فَأَوَّلْتُ أَنَّ وَبَاءَهَا نُقِلَ إِلَى مَهْيَعَةَ وَهِيَ الْجُحْفَةُ
Telah menceritakan kepada kami [Affan] telah menceritakan kepada kami [Wuhaib] telah menceritakan kepada kami [Musa bin Uqbah] telah meceritakan kepadaku [Salim], tentang mimpi Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam perihal wabah yang menjangkit di Madinah. Dari [Abdullah bin Umar], dari Nabi Shallallahu’alaihi wasallam beliau bersabda: “Aku melihat seorang wanita berkulit hitam, berambut kumal meninggalkan kota Madinah hingga dia berdiri di Mahya’ah. Maka aku menta’wilkan bahwa wabah penyakit kota Madinah telah dipindahkan ke Mahya’ah; yakni Juhfah.” Musnad Ahmad hadis nomor 15462 15462/26363
قَالَ حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ قَالَ حَدَّثَنَا شَرِيكُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ عُثْمَانَ بْنِ عُمَيْرٍ عَنْ زَاذَانَ أَبِي عُمَرَ عَنْ عُلَيْمٍ قَالَ كُنَّا جُلُوسًا عَلَى سَطْحٍ مَعَنَا رَجُلٌ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَزِيدُ لَا أَعْلَمُهُ إِلَّا عَبْسًا الْغِفَارِيَّ وَالنَّاسُ يَخُوضُونَ فِي الطَّاعُونِ فَقَالَ عَبَسٌ يَا طَاعُونُ خُذْنِي ثَلَاثًا يَقُولُهَا فَقَالَ لَهُ عُلَيْمٌ لِمَ تَقُولُ هَذَا أَلَمْ يَقُلْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَتَمَنَّى أَحَدُكُمْ الْمَوْتَ فَإِنَّهُ عِنْدَ انْقِطَاعِ عَمَلِهِ لَا يُرَدُّ فَيُسْتَعْتَبَ فَقَالَ إِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ بَادِرُوا بِالْمَوْتِ سِتًّا إِمْرَةَ السُّفَهَاءِ وَكَثْرَةَ الشَّرْطِ وَبَيْعَ الْحُكْمِ وَاسْتِخْفَافًا بِالدَّمِ وَقَطِيعَةَ الرَّحِمِ وَنَشْئًا يَتَّخِذُونَ الْقُرْآنَ مَزَامِيرَ يُقَدِّمُونَهُ يُغَنِّيهِمْ وَإِنْ كَانَ أَقَلَّ مِنْهُمْ فِقْهًا
(Ahmad bin Hanbal radliyallhu’anhu) berkata; telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Harun] berkata; telah menceritakan kepada kami [Syarik bin Abdullah] dari [‘Utsman bin ‘Umair] dari [Zadzan Abu ‘Umar] dari [‘Ulaim] berkata; kami duduk di atas atap beserta seorang laki-laki dari sahabat Nabi Shallallahu’alaihiwasallam. [Yazid] berkata; saya tidak mengetahuinya kecuali [‘Abbas] Al Giffary, manusia pada saat itu sedang terkena wabah penyakit thaun. ‘Abbas berkata; “Wahai Penyakit Thaun, ambillah aku”, dia mengulangnya sampai tiga kali. Lalu ‘Ulaim berkata kepadanya, “Mengapa engkau ucapkan perkataan semacam itu! Bukankah Rasulullah Shallallahu’alaihiwasallam bersabda: ‘Jangan kalian berangAn angan untuk mati karena ketika itu amal diputus dan tidak dapat dikembalikan’, sehingga dia binasa.” lalu dia berkata; saya mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihiwasallam bersabda: “Bersegeralah melakukan enam hal sebelum datang kematian: dari pemimpin bodoh, banyaknya ajudan, hokum diperjualbelikan, darah tertumpah dengan mudah, saling memotong tali silaturrahmi, dan keturunan yang menjadikan Al Qur’an bagaikan seruling, mereka dahulukan siapa saja yang bisa menyanyikannya walaupun dia adalah orang yang tidak mengerti persoalan agama” Musnad Ahmad hadis nomor 20806 20806/26363
حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ حَدَّثَنَا مَعْمَرٌ عَنِ الزُّهْرِيِّ عَنْ عَامِرِ بْنِ سَعْدِ بْنِ أَبِي وَقَّاصٍ عَنْ أُسَامَةَ بْنِ زَيْدٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ هَذَا الْوَبَاءَ رِجْزٌ أَهْلَكَ اللَّهُ بِهِ الْأُمَمَ قَبْلَكُمْ وَقَدْ بَقِيَ مِنْهُ فِي الْأَرْضِ شَيْءٌ يَجِيءُ أَحْيَانًا وَيَذْهَبُ أَحْيَانًا فَإِذَا وَقَعَ بِأَرْضٍ فَلَا تَخْرُجُوا مِنْهَا وَإِذَا سَمِعْتُمْ بِهِ فِي أَرْضٍ فَلَا تَأْتُوهَا حَدَّثَنَا أَبُو الْيَمَانِ حَدَّثَنَا شُعَيْبٌ عَنِ الزُّهْرِيِّ أَخْبَرَنِي عَامِرُ بْنُ سَعْدِ بْنِ أَبِي وَقَّاصٍ أَنَّهُ سَمِعَ أُسَامَةَ بْنَ زَيْدٍ يُحَدِّثُ سَعْدًا أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَكَرَ هَذَا الْوَجَعَ فَذَكَرَ الْحَدِيثَ
Telah bercerita kepada kami [Abdur Razzaq] telah bercerita kepada kami [Ma’mar] dari [Az Zuhri] dari [Amir bin Sa’ad bin Abi Waqqash] dari [Usamah bin Zaid], ia berkata: Rasulullah Shallallahu’alaihiwasallam bersabda: “wabah penyakit ini adalah kotoran, dengannya Allah membinasakan ummat sebelum kalian dan sisanya masih ada dimuka bumi, terkadang datang dan terkadang pergi. Bila terjadi disuatu tempat maka janganlah kalian meninggalkannya dan bila kalian mendengar terjadi disuatu tempat janganlah kalian mendatanginya.” Telah bercerita kepada kami [Abu Al Yaman] telah bercerita kepada kami [Syu’aib] dari [Az Zuhri], telah mengabarkan kepadaku [Amir bin Sa’ad bin Abi Waqqash] bahwa ia mendengar [Usamah bin Zaid] bercerita kepada Sa’ad bahwa Nabi Shallallahu’alaihiwasallam menyebut wabah penyakit tersebut, dan ia menyebutkan hadits ini. Musnad Ahmad hadis nomor 24837 24837/26363
حَدَّثَنَا يَزِيدُ قَالَ أَخْبَرَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ الْحَارِثِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَيَّاشِ بْنِ أَبِي رَبِيعَةَ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ قَدِمْنَا الْمَدِينَةَ وَهِيَ أَنْجَالٌ وَغَرْقَدٌ فَاشْتَكَى آلُ أَبِي بَكْرٍ فَاسْتَأْذَنْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي عِيَادَةِ أَبِي فَأَذِنَ لِي فَأَتَيْتُهُ فَقُلْتُ يَا أَبَتِ كَيْفَ تَجِدُكَ قَالَ كُلُّ امْرِئٍ مُصَبَّحٌ فِي أَهْلِهِ وَالْمَوْتُ أَدْنَى مِنْ شِرَاكِ نَعْلِهِ قَالَتْ قُلْتُ هَجَرَ وَاللَّهِ أَبِي ثُمَّ أَتَيْتُ عَامِرَ بْنَ فُهَيْرَةَ فَقُلْتُ أَيْ عَامِرُ كَيْفَ تَجِدُكَ قَالَ وَجَدْتُ الْمَوْتَ قَبْلَ ذَوْقِهِ إِنَّ الْجَبَانَ حَتْفُهُ مِنْ فُوقِهِ قَالَتْ فَأَتَيْتُ بِلَالًا فَقُلْتُ يَا بِلَالُ كَيْفَ تَجِدُكَ فَقَالَ أَلَا لَيْتَ شِعْرِي هَلْ أَبِيتَنَّ لَيْلَةً بِفَخٍّ وَحَوْلِي إِذْخِرٌ وَجَلِيلُ قَالَ فَأَتَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَخْبَرْتُهُ قَالَ اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي صَاعِنَا وَبَارِكْ لَنَا فِي مُدِّنَا وَحَبِّبْ إِلَيْنَا الْمَدِينَةَ كَمَا حَبَّبْتَ إِلَيْنَا مَكَّةَ وَانْقُلْ وَبَاءَهَا إِلَى خُمٍّ وَمَهْيَعَةَ
Telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Harun] dia berkata; telah mengabarkan kepada kami [Abdul Aziz bin Abdullah bin Abu Salamah] dari [Abdurrahman bin Al Harits bin Abdullah bin Ayyasy bin Abi Rabi’ah] dari [Aisyah] berkata; Ketika kami datang ke Madinah, Madinah adalah tempat yang penuh dengan wabah penyakit. Sehingga keluarga Abu Bakr sakit. Lalu aku meminta izin kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam untuk menjenguk ayahku dan beliaupun memberi izin untukku. Saya mendatanginya dan saya berkata; “Wahai Ayahku! Apa yang engkau rasakan?” ia berkata; “Setiap orang bertanggung jawab terhadap keluarganya dan kematian itu lebih dekat dari pada keikutsertaan sandal.” Ia berkata; saya berkata; “Semoga hilang penyakitnya, demi Allah ayahku.” Kemudian saya mendatangi Amir bin Fuhairah, saya berkata; “Wahai Amir, apa yang engkau rasakan?” dia menjawab; “Saya mendapatkan kematian sebelum merasakannya, sesungguhnya puncaknya orang yang penakut adalah kematian yang datang dari atasnya.” Ia berkata; “Lalu saya mendatangi Bilal dan berkata; “Wahai Bilal! Apa yang engkau rasakan?” dia menjawab; “Sungguh benar syairku, Apakah saya harus bermalam di sebuah lembah, di sampingku hanya ada tumbuh-tumbuhan dan orang-orang mulia.” Kemudian ia mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan mengabarkan kepada beliau mengenai perkataan mereka. Lalu beliau menatap ke langit seraya bersabda: “Ya Allah, berkahilah Madinah dalam mud dan sho`nya dan jadikanlah kami mencintai Madinah sebagaimana telah Engkau jadikan kecintaan kami kepada Mekah, dan pindahkanlah wabah penyakitnya ke kebun atau tempat yang kosong.”

Sanad Muwatho Imam Malik , Terdapat 4 Hadist Terkait “Wabah Penyakit”
Muwatho Malik hadis nomor 1336 1336/1594
و حَدَّثَنِي عَنْ مَالِك عَنْ دَاوُدَ بْنِ الْحُصَيْنِ عَنْ وَاقِدِ بْنِ عَمْرِو بْنِ سَعْدِ بْنِ مُعَاذٍ أَنَّهُ أَخْبَرَهُ عَنْ مَحْمُودِ بْنِ لَبِيدٍ الْأَنْصَارِيِّ أَنَّ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ حِينَ قَدِمَ الشَّامَ شَكَا إِلَيْهِ أَهْلُ الشَّامِ وَبَاءَ الْأَرْضِ وَثِقَلَهَا وَقَالُوا لَا يُصْلِحُنَا إِلَّا هَذَا الشَّرَابُ فَقَالَ عُمَرُ اشْرَبُوا هَذَا الْعَسَلَ قَالُوا لَا يُصْلِحُنَا الْعَسَلُ فَقَالَ رَجُلٌ مِنْ أَهْلِ الْأَرْضِ هَلْ لَكَ أَنْ نَجْعَلَ لَكَ مِنْ هَذَا الشَّرَابِ شَيْئًا لَا يُسْكِرُ قَالَ نَعَمْ فَطَبَخُوهُ حَتَّى ذَهَبَ مِنْهُ الثُّلُثَانِ وَبَقِيَ الثُّلُثُ فَأَتَوْا بِهِ عُمَرَ فَأَدْخَلَ فِيهِ عُمَرُ إِصْبَعَهُ ثُمَّ رَفَعَ يَدَهُ فَتَبِعَهَا يَتَمَطَّطُ فَقَالَ هَذَا الطِّلَاءُ هَذَا مِثْلُ طِلَاءِ الْإِبِلِ فَأَمَرَهُمْ عُمَرُ أَنْ يَشْرَبُوهُ فَقَالَ لَهُ عُبَادَةُ بْنُ الصَّامِتِ أَحْلَلْتَهَا وَاللَّهِ فَقَالَ عُمَرُ كَلَّا وَاللَّهِ اللَّهُمَّ إِنِّي لَا أُحِلُّ لَهُمْ شَيْئًا حَرَّمْتَهُ عَلَيْهِمْ وَلَا أُحَرِّمُ عَلَيْهِمْ شَيْئًا أَحْلَلْتَهُ لَهُمْ
Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Daud bin Al Hushain] dari [Waqid bin ‘Amru bin Sa’ad bin Mu’adz] ia mengabarkan kepadanya, dari [Mahmud bin Labid Al Anshari] bahwa ketika [Umar bin Khattab] tiba di Syam, penduduk Syam mengeluh kepadanya tentang wabah penyakit yang semakin dahsyat. Mereka berkata; “Tidak ada yang menyembuhkan kita kecuali dengan minum air ini.” Umar berkata; “Minumlah madu ini.” Mereka menjawab; “Madu ini tidak manjur.” Lalu ada seorang yang terkena wabah berkata; “Bisakah kita membuat dari minuman ini sesuatu yang tidak memabukkan?” ‘Umar bin Khattab menjawab; “Ya.” Mereka memasaknya hingga habis dua pertiganya dan tersisa sepertiganya, lalu mereka membawanya kepada Umar. Umar memasukkan jarinya dan mengangkat tangannya diikuti dengan lengketannya. Kemudian dia berkata; “Arak ini seperti halnya minyak unta.” Maka Umar menyuruh mereka meminumnya.” Ubadah bin Shamit berkata kepadanya; “Demi Allah, engkau telah menghalalkannya.” Umar menjawab; “Sekali-kali tidak. Demi Allah, Ya Allah, sungguh aku tidak menghalalkan untuk mereka apa yang telah Engkau haramkan dan tidak mengharamkan untuk mereka sesuatu yang telah Engkau halalkan.” Muwatho Malik hadis nomor 1391 1391/1594
و حَدَّثَنِي عَنْ مَالِك عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ عَبْدِ الْحَمِيدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ زَيْدِ بْنِ الْخَطَّابِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْحَارِثِ بْنِ نَوْفَلٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ خَرَجَ إِلَى الشَّامِ حَتَّى إِذَا كَانَ بِسَرْغَ لَقِيَهُ أُمَرَاءُ الْأَجْنَادِ أَبُو عُبَيْدَةَ بْنُ الْجَرَّاحِ وَأَصْحَابُهُ فَأَخْبَرُوهُ أَنَّ الْوَبَأَ قَدْ وَقَعَ بِأَرْضِ الشَّامِ قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ فَقَالَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ ادْعُ لِي الْمُهَاجِرِينَ الْأَوَّلِينَ فَدَعَاهُمْ فَاسْتَشَارَهُمْ وَأَخْبَرَهُمْ أَنَّ الْوَبَأَ قَدْ وَقَعَ بِالشَّامِ فَاخْتَلَفُوا فَقَالَ بَعْضُهُمْ قَدْ خَرَجْتَ لِأَمْرٍ وَلَا نَرَى أَنْ تَرْجِعَ عَنْهُ وَقَالَ بَعْضُهُمْ مَعَكَ بَقِيَّةُ النَّاسِ وَأَصْحَابُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلَا نَرَى أَنْ تُقْدِمَهُمْ عَلَى هَذَا الْوَبَإِ فَقَالَ عُمَرُ ارْتَفِعُوا عَنِّي ثُمَّ قَالَ ادْعُ لِي الْأَنْصَارَ فَدَعَوْتُهُمْ فَاسْتَشَارَهُمْ فَسَلَكُوا سَبِيلَ الْمُهَاجِرِينَ وَاخْتَلَفُوا كَاخْتِلَافِهِمْ فَقَالَ ارْتَفِعُوا عَنِّي ثُمَّ قَالَ ادْعُ لِي مَنْ كَانَ هَاهُنَا مِنْ مَشْيَخَةِ قُرَيْشٍ مِنْ مُهَاجِرَةِ الْفَتْحِ فَدَعَوْتُهُمْ فَلَمْ يَخْتَلِفْ عَلَيْهِ مِنْهُمُ رَجُلَانِ فَقَالُوا نَرَى أَنْ تَرْجِعَ بِالنَّاسِ وَلَا تُقْدِمَهُمْ عَلَى هَذَا الْوَبَإِ فَنَادَى عُمَرُ فِي النَّاسِ إِنِّي مُصْبِحٌ عَلَى ظَهْرٍ فَأَصْبِحُوا عَلَيْهِ فَقَالَ أَبُو عُبَيْدَةَ أَفِرَارًا مِنْ قَدَرِ اللَّهِ فَقَالَ عُمَرُ لَوْ غَيْرُكَ قَالَهَا يَا أَبَا عُبَيْدَةَ نَعَمْ نَفِرُّ مِنْ قَدَرِ اللَّهِ إِلَى قَدَرِ اللَّهِ أَرَأَيْتَ لَوْ كَانَ لَكَ إِبِلٌ فَهَبَطَتْ وَادِيًا لَهُ عُدْوَتَانِ إِحْدَاهُمَا خَصِبَةٌ وَالْأُخْرَى جَدْبَةٌ أَلَيْسَ إِنْ رَعَيْتَ الْخَصِبَةَ رَعَيْتَهَا بِقَدَرِ اللَّهِ وَإِنْ رَعَيْتَ الْجَدْبَةَ رَعَيْتَهَا بِقَدَرِ اللَّهِ فَجَاءَ عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عَوْفٍ وَكَانَ غَائِبًا فِي بَعْضِ حَاجَتِهِ فَقَالَ إِنَّ عِنْدِي مِنْ هَذَا عِلْمًا سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِذَا سَمِعْتُمْ بِهِ بِأَرْضٍ فَلَا تَقْدَمُوا عَلَيْهِ وَإِذَا وَقَعَ بِأَرْضٍ وَأَنْتُمْ بِهَا فَلَا تَخْرُجُوا فِرَارًا مِنْهُ قَالَ فَحَمِدَ اللَّهَ عُمَرُ ثُمَّ انْصَرَفَ
Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Ibnu Syihab] dari [Abdul Hamid bin Abdurrahman bin Zaid bin Al khattab] dari [Abdullah bin Abdullah bin Al Harits bin Naufal] dari [Abdullah bin ‘Abbas] berkata, “Umar bin Khattab berangkat ke Syam, maka ketika sampai suatu daerah yang bernama Sargha, para komandan pasukan; Abu Ubaidah bin Jarrah dan para sahabat, menemuinya dan mengabarkan bahwa wilayah Syam telah terjangkit wahab penyakit. Ibnu Abbas berkata; “Lalu [Umar bin Khattab] berkata; ‘Panggilkan untukku orang-orang muhajirin yang pertama-tama.” Lalu dipanggillah para sahabat tersebut, kemudian Umar bermusyawarah dan mengabrkan kepada mereka bahwa wilayah Syam telah terjangkit wabah penyakit. Merekapun berselisih pendapat, sebagian dari mereka berkata; ‘Engkau telah keluar untuk suatu keperluan, kami berpendapat bahwa engkau tidak perlu menarik diri.” Dan sebagian lain berkata; ‘Engkau bersama sebagian manusia dan beberapa sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam! Kami berpendapat agar engkau tidak menghadapkan mereka dengan wabah ini.” Umar berkata; ‘Keluarlah kalian, ‘ dia berkata; ‘Panggilkan untukku orang-orang Anshar’. Aku memanggil mereka, dan diapun bermusyawarah dengan mereka, sedangkan mereka berpendapat seperti halnya orang-orang Muhajirin dan berbeda pendapat seperti halnya mereka. Umar berkata; ‘keluarlah kalian, ‘ dia berkata; ‘Panggilkan untukku siapa saja di sini yang dulu sesepuh-sesepuh Quraisy dan telah berhijrah ketika Fathul Makkah.’ Aku memanggilnya dan tidak ada yang berselisih dari mereka kecuali dua orang. Mereka berkata; ‘Kami berpendapat agar engkau kembali membawa orang-orang dan tidak menghadapkan mereka kepada wabah ini.’ Umar menyeru kepada manusia; ‘Sesungguhnya aku akan bangun pagi di atas pelana, bagunlah kalian pagi hari di atasnya, ‘ Abu Ubaidah bertanya; ‘Apakah engkau akan lari dari takdir Allah? ‘ maka Umar menjawab; ‘Kalau saja yang berkata bukan kamu, Wahai Abu ‘Ubaidah! Ya, kami lari dari takdir Allah menuju takdir Allah yang lain. Bagaimana pendapatmu, jika kamu memiliki unta kemudian tiba di sebuah lembah yang mempunyai dua daerah, yang satu subur dan yang lainnya kering, tahukah kamu jika kamu membawanya ke tempat yang subur, niscaya kamu telah membawanya dengan takdir Allah. Apabila kamu membawanya ke tempat yang kering, maka kamu membawanya dengan takdir Allah juga.’ Kemudian datanglah [Abdurrahman bin Auf], dia tidak hadir karena ada keperluan. Dia berkata; “Saya memiliki kabar tentang ini dari Rasulullah Shalla Allahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda: “Jika kalian mendengar suatu negeri terjangkit wabah, maka janganlah kalian menuju ke sana, namun jika dia menjangkiti suatu negeri dan kalian berada di dalamnya, maka janganlah kalian keluar dan lari darinya.” (Ibnu ‘Abbas RA) berkata; “Lalu Umar memuji Allah kemudian pergi.” Muwatho Malik hadis nomor 1393 1393/1594
و حَدَّثَنِي عَنْ مَالِك عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَامِرِ بْنِ رَبِيعَةَ أَنَّ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ خَرَجَ إِلَى الشَّامِ فَلَمَّا جَاءَ سَرْغَ بَلَغَهُ أَنَّ الْوَبَأَ قَدْ وَقَعَ بِالشَّامِ فَأَخْبَرَهُ عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عَوْفٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا سَمِعْتُمْ بِهِ بِأَرْضٍ فَلَا تَقْدَمُوا عَلَيْهِ وَإِذَا وَقَعَ بِأَرْضٍ وَأَنْتُمْ بِهَا فَلَا تَخْرُجُوا فِرَارًا مِنْهُ فَرَجَعَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ مِنْ سَرْغَ و حَدَّثَنِي عَنْ مَالِك عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ سَالِمِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ أَنَّ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ إِنَّمَا رَجَعَ بِالنَّاسِ مِنْ سَرْغَ عَنْ حَدِيثِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ
Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Ibnu Syihab] dari [Abdullah bin ‘Amir bin Rabi’ah] bahwa Umar bin Khattab keluar menuju Syam, ketika dia sampai di Sargha, terdengar kabar bahwa wabah penyakit menyebar di Syam. Lalu [Abdurrahman bin Auf] mengabarinya bahwa Rasulullah Shalla Allahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Jika kalian mendengar (wabah) di suatu daerah maka janganlah kalian memasukinya. Jika (wabah itu) berada di suatu negeri, dan kalian berada di dalamnya maka janganlah kalian keluar melarikan diri darinya.” Lalu Umar bin Khattab meninggalkan Sargha. Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Ibnu Syihab] dari [Salim bin Abdullah] bahwa Umar bin Khattab kembali bersama orang-orang meninggalkan Sargha karena perkataan Abdurrahman bin Auf. Muwatho Malik hadis nomor 284 284/1594
و حَدَّثَنِي عَنْ مَالِك عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ أَنَّهُ قَالَ لَمَّا قَدِمْنَا الْمَدِينَةَ نَالَنَا وَبَاءٌ مِنْ وَعْكِهَا شَدِيدٌ فَخَرَجَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى النَّاسِ وَهُمْ يُصَلُّونَ فِي سُبْحَتِهِمْ قُعُودًا فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَاةُ الْقَاعِدِ مِثْلُ نِصْفِ صَلَاةِ الْقَائِمِ
Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Ibnu Syihab] dari [Abdullah bin ‘Amru bin Al Ash] berkata; “Tatkala kami datang di Madinah, kami terkena wabah penyakit karena panas Madinah yang menyengat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kemudian keluar menemui orang-orang, sementara orang-orang sedang mengerjakan shalat nafilah dengan duduk. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: ‘Shalatnya seorang yang dikerjakan dengan duduk, seperti nilainya setengah dari shalatnya seseorang yang dikerjakan dengan berdiri’.”

Sanad Riyadhus Shalihin , Terdapat 1 Hadist Terkait “Wabah Penyakit”
361/372 361 – باب كراهة الخروج من بلد وقع فيها الوباء فرارًا منه وكراهة القدوم عليه قال الله تعالى: {أَيْنَمَا تَكُونُوا يُدْرِكْكُمُ المَوْتُ وَلَوْ كُنْتُمْ فِي بُرُوجٍ مُشَيَّدَةٍ} [النساء: 78]. وقال تعالى: {وَلاَ تُلْقُوا بِأيْدِيكُمْ إلَى التَّهْلُكَةِ} [البقرة: 195]. 1791 – وعن ابن عباس رضي الله عنهما: أنَّ عمرَ بن الخطاب – رضي الله عنه – خرج إلى الشَّامِ حَتَّى إذا كَانَ بسَرْغَ لَقِيَهُ أُمَرَاءُ الأَجْنَادِ – أَبُو عُبَيْدَةَ بنُ الجَرَّاحِ وأصْحَابُهُ – فَأخْبَرُوهُ أنَّ الوَبَاءَ قَدْ وَقَعَ بِالشَّامِ. قَال ابن عباس: فقال لي عمر: ادْعُ لِي المُهَاجِرِينَ الأَوَّلِينَ، فَدَعَوْتُهُمْ فَاسْتَشَارَهُمْ وَأخْبَرَهُمْ أنَّ الوَبَاءَ قَدْ وَقَعَ بالشَّامِ، فَاخْتَلَفُوا، فَقَالَ بَعْضُهُمْ: خَرَجْتَ لأَمْرٍ، وَلاَ نَرَى أَنْ تَرْجِعَ عَنْهُ. وَقَالَ بَعضهم: مَعَكَ بَقِيَّةُ النَّاسِ وأصْحَابُ رسُولِ اللهِ – صلى الله عليه وسلم – وَلاَ نَرَى أَنْ تُقْدِمَهُمْ عَلَى هَذَا الوَبَاء. فقال: ارْتَفِعُوا عَنِّي. ثُمَّ قَالَ: ادْعُ لِي الأَنْصَارَ، فَدَعَوْتُهُمْ، فَاسْتَشَارَهُمْ، فَسَلَكُوا سَبيلَ المُهَاجِرينَ، وَاخْتَلَفُوا كاخْتِلاَفِهِمْ، فقال: ارْتَفِعُوا عَنِّي. ثُمَّ قَالَ: ادْعُ لِي مَنْ كَانَ هاهُنَا مِنْ مَشْيَخَةِ قُريشٍ مِنْ مُهَاجِرَةِ الفَتْحِ، فَدَعَوْتُهُمْ، فَلَمْ يَخْتَلِفْ عَلَيْهِ مِنْهُمْ رَجُلاَنِ، فَقَالُوا: نَرَى أَنْ تَرْجِعَ بِالنَّاسِ، وَلاَ تُقْدِمَهُمْ عَلَى هَذَا الوَبَاءِ، فَنَادَى عُمَرُ – رضي الله عنه – في النَّاسِ: إنِّي مُصَبحٌ عَلَى ظَهْرٍ، فَأَصْبِحُوا عليْهِ، فقال أبو عبيدة بن الجراح – رضي الله عنه: أفِرارًا مِنْ قَدَرِ الله؟ فقالَ عُمرُ – رضي الله عنه: لو غَيْرُكَ قَالَهَا يا أبا عبيدَةَ! – وَكَانَ عُمَرُ يَكْرَهُ خِلاَفَهُ – نَعَمْ، نَفِرُّ مِنْ قَدَرِ اللهِ إلى قَدَرِ اللهِ، أرَأيْتَ لَو كَانَ لَكَ إبِلٌ، فَهَبَطَتْ وَادِيًا لَهُ عُدْوَتَانِ، إحْدَاهُمَا خَصْبَةٌ، وَالأُخْرَى جَدْبَةٌ، أَلَيسَ إنْ رَعَيْتَ الخصْبَةَ رَعَيْتَهَا بِقَدَرِ اللهِ، وَإنْ رَعَيْتَ الجَدْبَةَ رَعَيْتَهَا بِقَدَرِ اللهِ؟ قَالَ: فَجَاءَ عَبدُ الرَّحمانِ بنُ عَوفٍ – رضي الله عنه – وَكَانَ مُتَغَيِّبًا في بَعْضِ حاجَتِهِ، فقالَ: إنَّ عِنْدِي من هَذَا علمًا، سَمِعْتُ رسولَ اللهِ – صلى الله عليه وسلم – يقولُ: «إِذَا سَمِعْتُمْ بِهِ بأرْضٍ فَلاَ تَقْدِمُوا عَلَيْهِ، وَإِذَا وَقَعَ بِأرْضٍ وَأنْتُمْ بِهَا فَلاَ تَخْرُجُوا فِرارًا مِنْهُ» فحمِدَ اللهَ تَعَالَى عمرُ – رضي الله عنه – وانصَرَفَ. متفق عَلَيْهِ. و «العُدْوَة»: جانِب الوادِي. 1792 – وعن أسامة بن زيد – رضي الله عنه – عن النبيِّ – صلى الله عليه وسلم – قَالَ: «إِذَا سَمِعْتُمُ الطَّاعُونَ بِأَرْضٍ، فَلاَ تَدْخُلُوهَا، وَإِذَا وَقَعَ بِأرْضٍ، وأنْتُمْ فِيهَا، فَلاَ تَخْرُجُوا مِنْهَا». متفق عَلَيْهِ.
Bab 361. Makruhnya Keluar Dari Sesuatu Negeri Yang Dihinggapi Oleh Wabah Penyakit Karena Hendak Melarikan Diri Daripadanya Serta Makruhnya Datang Di Negeri Yang Dihinggapi Penyakit Itu Allah Ta’ala berfirman: “Di mana saja engkau semua berada, tentu akan dicapai oleh kematian, sekalipun dalam benteng-benteng tinggi dan kokoh penjagaannya.” (an-Nisa’: 78) Allah Ta’ala juga berfirman: “Dan janganlah engkau semua menjerumuskan dirimu sendiri dalam kerusakan -yakni kebinasaan-.” (al-Baqarah: 195) 1788. Dari Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma bahwasanya Umar bin al-Khaththab r.a. keluar berpergian ke Syam (Palestina), sehingga di waktu ia datang di Sarghu, dijemputlah ia oleh para pembesar tentara, yaitu Abu Ubaidah bin al-Jarrah dan kawan-kawannya lalu mereka memberitahukan padanya bahwa di Syam timbul wabah penyakit tha’un -yakni kolera-. Ibnu Abbas berkata: “Umar lalu berkata padaku: “Panggilkanlah kemari orang-orang dari golongan kaum muhajirin yang pertama kali -yakni orang-orang yang dahulu mengikuti jejak Rasulullah s.a.w. ketika berpindah dari Makkah ke Madinah-.” Saya mengundang mereka, lalu Umar meminta musyawarah -pertimbangan- dari mereka itu dan memberitahukan kepada mereka bahwa di Syam timbul wabah penyakit tha’un. Kaum muhajirin sama berselisih pendapat. Sebagian dari mereka berkata: “Anda keluar untuk melaksanakan sesuatu perkara dan kita tidak mempunyai pendapat untuk menyetujui Anda kembali.” Sebagian dari mereka ada pula yang berkata: “Bersama Anda ini juga banyak manusia yang lain-lain, juga para sahabat Rasulullah s.a.w. dan kita tidak berpendapat untuk menyetujui bahwa Anda akan mengajukan mereka itu untuk menjadi umpan wabah penyakit tersebut.” Umar lalu berkata: “Sekarang menyingkirlah dari tempatku ini!” Selanjutnya ia berkata: “Panggilkanlah kemari orang-orang dari golongan kaum Anshar -yakni yang membela Rasulullah s.a.w. sedatangnya di Madinah dari Makkah-.” Saya memanggil mereka, lalu Umar meminta musyawarah kepada mereka dan mereka ini menempuh jalan sebagaimana halnya kaum muhajirin dan mereka berselisih pendapat seperti juga kaum muhajirin tadi. Umar lalu berkata: “Sekarang menyingkirlah dari tempatku ini!” Seterusnya ia berkata: “Panggilkanlah kemari orang-orang tua Quraisy dari golongan orang-orang yang berpindah sehabis dibebaskannya Makkah.” Mereka saya panggil, kemudian ada dua orang yang tidak menyalahi akan pendapatnya -yakni hendak kembali-. Mereka berkata: “Kita berpendapat supaya Anda pulang saja dengan semua orang dan janganlah mengajukan mereka untuk menjadi umpan wabah penyakit itu.” Umar kemudian berseru kepada seluruh manusia, katanya: “Sesungguhnya saya akan berpagi-pagi menaiki kendaraan -untuk kembali ke Madinah-, maka dari itu supaya Anda sekalian juga berpagi-pagi berangkat kembali.” Abu Ubaidah bin al-Jarrah r.a. berkata: “Adakah Anda kembali itu karena lari dari takdir Allah?” Umar r.a. berkata: “Alangkah baiknya kalau selain Anda yang mengeluarkan pembicaraan seperti itu, hai Abu Ubaidah.” Umar memang tidak senang kalau Abu Ubaidah menyalahi pendapatnya itu yang hendak kembali, lalu Umar berkata: “Ya, kita memang lari dari takdir Allah untuk menuju kepada takdir Allah pula. Tahukah Anda, andaikata Anda mempunyai seekor unta lalu ia turun di suatu jurang yang di kanan kirinya ada tepi berupa lembah. Lembah yang satu subur, sedang yang lainnya tandus. Tidakkah kalau unta itu tergembala di lembah yang subur, maka iapun tergembala dengan takdir Allah dan kalaupun ia tergembala di lembah yang tandus, iapun tergembala dengan takdir Allah pula?” Ibnu Abbas berkata: “Selanjutnya datanglah Abdur Rahman bin Auf r.a. Ia di waktu itu sedang tidak ada karena mengurusi sesuatu hajatnya sendiri. Ia kemudian berkata: “Sesungguhnya saya mempunyai pengetahuan mengenai persoalan ini. Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: “Jikalau engkau semua mendengar adanya wabah tha’un itu di sesuatu negeri, maka janganlah engkau semua datang di tempat itu. Tetapi jikalau wabah itu hinggap di sesuatu negeri, sedang engkau semua sedang berada di situ, maka janganlah engkau semua keluar dari negeri itu.” Umar r.a. lalu memuji syukur kepada Allah Ta’ala dan terus berangkat kembali pulang -ke Madinah-.” (Muttafaq ‘alaih) Al ‘Udwah ialah tepi jurang. 1789. Dari Usamah r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya: “Jikalau engkau semua mendengar menjangkitnya tha’un -kolera- di sesuatu negeri, maka janganlah engkau semua masuk ke situ tetapi apabila ia berjangkit di sesuatu negeri dan engkau semua sedang berada di situ, maka janganlah engkau semua keluar dari negeri tersebut.” (Muttafaq ‘alaih)

Sanad Shahih Bukhari , Terdapat 7 Hadist Terkait “Wabah Penyakit”
Shahih Bukhari hadis nomor 2617 (Lihat: Fathul Bari Ibnu Hajar) 2617/7008
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ أَخْبَرَنَا مَالِكٌ عَنْ سُمَيٍّ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الشُّهَدَاءُ خَمْسَةٌ الْمَطْعُونُ وَالْمَبْطُونُ وَالْغَرِقُ وَصَاحِبُ الْهَدْمِ وَالشَّهِيدُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ
Telah bercerita kepada kami [‘Abdullah bin Yusuf] telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari [Sumayya] dari [Abu Shalih] dari [Abu Hurairah radliallahu ‘anhu] bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Syuhada’ (orang yang mati syahid) ada lima; yaitu orang yang terkena wabah penyakit Tha’un, orang yang terkena penyakit perut, orang yang tenggelam, orang yang tertimpa reruntuhan bangunan dan yang mati syahid di jalan Allah”. Shahih Bukhari hadis nomor 1747 (Lihat: Fathul Bari Ibnu Hajar) 1747/7008
حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ قَالَ حَدَّثَنِي مَالِكٌ عَنْ نُعَيْمِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ الْمُجْمِرِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى أَنْقَابِ الْمَدِينَةِ مَلَائِكَةٌ لَا يَدْخُلُهَا الطَّاعُونُ وَلَا الدَّجَّالُ
Telah menceritakan kepada kami [Isma’il] berkata, telah menceritakan kepada saya [Malik] dari [Nu’aim bin ‘Abdullah Al Mujmir] dari [Abu Hurairah radliallahu ‘anhu] berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Pada pintu gerbang kota Madinah ada para malaikat (yang menjaganya) sehingga wabah penyakit dan Al Masihud-Dajjal tidak akan dapat memasukinya”. Shahih Bukhari hadis nomor 3214 (Lihat: Fathul Bari Ibnu Hajar) 3214/7008
حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ حَدَّثَنِي مَالِكٌ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ الْمُنْكَدِرِ وَعَنْ أَبِي النَّضْرِ مَوْلَى عُمَرَ بْنِ عُبَيْدِ اللَّهِ عَنْ عَامِرِ بْنِ سَعْدِ بْنِ أَبِي وَقَّاصٍ عَنْ أَبِيهِ أَنَّهُ سَمِعَهُ يَسْأَلُ أُسَامَةَ بْنَ زَيْدٍ مَاذَا سَمِعْتَ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الطَّاعُونِ فَقَالَ أُسَامَةُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الطَّاعُونُ رِجْسٌ أُرْسِلَ عَلَى طَائِفَةٍ مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ أَوْ عَلَى مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ فَإِذَا سَمِعْتُمْ بِهِ بِأَرْضٍ فَلَا تَقْدَمُوا عَلَيْهِ وَإِذَا وَقَعَ بِأَرْضٍ وَأَنْتُمْ بِهَا فَلَا تَخْرُجُوا فِرَارًا مِنْهُ قَالَ أَبُو النَّضْرِ لَا يُخْرِجْكُمْ إِلَّا فِرَارًا مِنْهُ
Telah bercerita kepada kami [‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdullah] berkata, telah bercerita kepadaku [Malik] dari [Muhammad bin Al Munkadir] dan dari [Abu an-Nadlar, maula ‘Umar bin ‘Ubaidullah] dari [‘Amir bin Sa’ad bin Abu Waqash] dari bapaknya bahwa dia (‘Amir) mendengar bapaknya bertanya kepada Usamah binZaid; “Apa yag pernah kamu dengar dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tentang masalah tha’un (wabah penyakit sampar, pes, lepra)?”. Maka [Usamah] berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tha’un adalah sejenis kotoran (siksa) yang dikirim kepada satu golongan dari Bani Isra’il atau kepada umat sebelum kalian. Maka itu jika kalian mendengar ada wabah tersebut di suatu wilayah janganlah kalian memasuki wilayah tersebut dan jika kalian sedang berada di wilayah yang terkena wabah tersebut janganlah kalian mengungsi darinya”. Abu an-Nadlar berkata; “Janganlah kalian mengungsi darinya kecuali untuk menyelematkan diri”. Shahih Bukhari hadis nomor 5222 (Lihat: Fathul Bari Ibnu Hajar) 5222/7008
حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ عَنْ مَالِكٍ عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَائِشَةَ أَنَّهَا قَالَتْ لَمَّا قَدِمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِينَةَ وُعِكَ أَبُو بَكْرٍ وَبِلَالٌ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَتْ فَدَخَلْتُ عَلَيْهِمَا قُلْتُ يَا أَبَتِ كَيْفَ تَجِدُكَ وَيَا بِلَالُ كَيْفَ تَجِدُكَ قَالَتْ وَكَانَ أَبُو بَكْرٍ إِذَا أَخَذَتْهُ الْحُمَّى يَقُولُ كُلُّ امْرِئٍ مُصَبَّحٌ فِي أَهْلِهِ وَالْمَوْتُ أَدْنَى مِنْ شِرَاكِ نَعْلِهِ وَكَانَ بِلَالٌ إِذَا أَقْلَعَتْ عَنْهُ يَقُولُ أَلَا لَيْتَ شِعْرِي هَلْ أَبِيتَنَّ لَيْلَةً بِوَادٍ وَحَوْلِي إِذْخِرٌ وَجَلِيلُ وَهَلْ أَرِدَنْ يَوْمًا مِيَاهَ مِجَنَّةٍ وَهَلْ تَبْدُوَنْ لِي شَامَةٌ وَطَفِيلُ قَالَتْ عَائِشَةُ فَجِئْتُ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَخْبَرْتُهُ فَقَالَ اللَّهُمَّ حَبِّبْ إِلَيْنَا الْمَدِينَةَ كَحُبِّنَا مَكَّةَ أَوْ أَشَدَّ اللَّهُمَّ وَصَحِّحْهَا وَبَارِكْ لَنَا فِي مُدِّهَا وَصَاعِهَا وَانْقُلْ حُمَّاهَا فَاجْعَلْهَا بِالْجُحْفَةِ
Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] dari [Malik] dari [Hisyam bin ‘Urwah] dari [ayahnya] dari [Aisyah] dia berkata; “Ketika Rasulullah shallaallahu’alaihi wa sallam sampai di Madinah, Abu Bakar dan Bilal menderita sakit. Lalu Aisyah menjenguk mereka berdua. Aku bertanya; “Wahai ayahku, bagaimana keadaanmu? Dan engkau Bilal, bagaimana keadaanmu?” Aisyah melanjutkan; Dan setiap kali Abu Bakar menderita sakit panas, maka dia akan berkata; “Setiap orang bertanggung jawab terhadap keluarganya dan kematian itu lebih dekat dari pada tali sandalnya.” Sedangkan jika Bilal menderita sakit demam, dia akan berkata; “Alangkah baiknya syairku, apakah aku harus bermalam di suatu lembah sementara di sampingku terdapat orang-orang yang membanggakan lagi mulia. Apakah suatu hari mereka akan menginginkan airnya yang melimpah. Apakah sudah tampak olehku gunung Syamah dan Thafil?” Aisyah berkata; Kemudian aku mendatangi Rasulullah shallaallahu’alaihi wa sallam dan mengabarkan keadaan mereka kepada beliau. Lalu beliau berdo’a: ALLAHUMMA HABBIB ILAINAA ALMADINAH KAHUBBINA MAKKATA AW ASYADDA ALLAHUMMA WA SHAHHIHHA WA BAARIK LANAA FI MUDDIHA WA SHAA’IHAA WANQUL HUMMAHA FAJ’ALHA BIL JUHFAH (Ya Allah, jadikanlah kecintaan kami kepada Madinah seperti kecintaan kami kepada Mekkah atau lebih. Ya Allah, perbaikilah ia, Berkahilah kami pada takaran mudnya dan sha’nya dan pindahkanlah wabah penyakitnya ke Juhfah.” Shahih Bukhari hadis nomor 5289 (Lihat: Fathul Bari Ibnu Hajar) 5289/7008
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ أَخْبَرَنَا مَالِكٌ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَامِرٍ أَنَّ عُمَرَ خَرَجَ إِلَى الشَّأْمِ فَلَمَّا كَانَ بِسَرْغَ بَلَغَهُ أَنَّ الْوَبَاءَ قَدْ وَقَعَ بِالشَّأْمِ فَأَخْبَرَهُ عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عَوْفٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا سَمِعْتُمْ بِهِ بِأَرْضٍ فَلَا تَقْدَمُوا عَلَيْهِ وَإِذَا وَقَعَ بِأَرْضٍ وَأَنْتُمْ بِهَا فَلَا تَخْرُجُوا فِرَارًا مِنْهُ
Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Yusuf] telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari [Ibnu Syihab] dari [Abdullah bin ‘Amir] bahwa Umar pernah bepergian menuju Syam, ketika dia sampai di daerah Sargha, diberitahukan kepadanya bahwa negeri Syam sedang terjangkiti wabah penyakit menular, lantas [Abdurrahman bin ‘Auf] memberitahukan kepadanya bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Jika kalian mendengar wabah tersebut menjangkiti suatu negeri, maka janganlah kalian menuju ke sana, namun jika dia menjangkiti suatu negeri dan kalian berada di dalamnya, maka janganlah kalian keluar dan lari darinya.” Shahih Bukhari hadis nomor 6516 (Lihat: Fathul Bari Ibnu Hajar) 6516/7008
حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ حَدَّثَنِي أَخِي عَبْدُ الْحَمِيدِ عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ بِلَالٍ عَنْ مُوسَى بْنِ عُقْبَةَ عَنْ سَالِمِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ أَبِيهِ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ رَأَيْتُ كَأَنَّ امْرَأَةً سَوْدَاءَ ثَائِرَةَ الرَّأْسِ خَرَجَتْ مِنْ الْمَدِينَةِ حَتَّى قَامَتْ بِمَهْيَعَةَ وَهِيَ الْجُحْفَةُ فَأَوَّلْتُ أَنَّ وَبَاءَ الْمَدِينَةِ نُقِلَ إِلَيْهَا
telah menceritakan kepada kami [Isma’il bin Abdullah] telah menceritakan kepadaku [Saudaraku, Abdul Hamid] dari [Sulaiman bin Bilal] dari [Musa bin ‘Uqbah] dari [Salim bin Abdullah] dari [ayahnya], bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda; “Aku bermimpi melihat wanita hitam, rambutnya acaka-acakan keluar dari madinah hingga berdiri di Mahya’ah yaitu Juhfah, maka aku takwilkan bahwa wabah penyakit Madinah telah dipindahkan kesana.” Shahih Bukhari hadis nomor 5245 (Lihat: Fathul Bari Ibnu Hajar) 5245/7008
حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ حَدَّثَنِي مَالِكٌ عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّهَا قَالَتْ لَمَّا قَدِمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وُعِكَ أَبُو بَكْرٍ وَبِلَالٌ قَالَتْ فَدَخَلْتُ عَلَيْهِمَا فَقُلْتُ يَا أَبَتِ كَيْفَ تَجِدُكَ وَيَا بِلَالُ كَيْفَ تَجِدُكَ قَالَتْ وَكَانَ أَبُو بَكْرٍ إِذَا أَخَذَتْهُ الْحُمَّى يَقُولُ كُلُّ امْرِئٍ مُصَبَّحٌ فِي أَهْلِهِ وَالْمَوْتُ أَدْنَى مِنْ شِرَاكِ نَعْلِهِ وَكَانَ بِلَالٌ إِذَا أُقْلِعَ عَنْهُ يَرْفَعُ عَقِيرَتَهُ فَيَقُولُ أَلَا لَيْتَ شِعْرِي هَلْ أَبِيتَنَّ لَيْلَةً بِوَادٍ وَحَوْلِي إِذْخِرٌ وَجَلِيلُ وَهَلْ أَرِدَنْ يَوْمًا مِيَاهَ مِجَنَّةٍ وَهَلْ تَبْدُوَنْ لِي شَامَةٌ وَطَفِيلُ قَالَ قَالَتْ عَائِشَةُ فَجِئْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَخْبَرْتُهُ فَقَالَ اللَّهُمَّ حَبِّبْ إِلَيْنَا الْمَدِينَةَ كَحُبِّنَا مَكَّةَ أَوْ أَشَدَّ وَصَحِّحْهَا وَبَارِكْ لَنَا فِي صَاعِهَا وَمُدِّهَا وَانْقُلْ حُمَّاهَا فَاجْعَلْهَا بِالْجُحْفَةِ
Telah menceritakan kepada kami [Isma’il] telah menceritakan kepada kami [Malik] dari [Hisyam bin ‘Urwah] dari [Ayahnya] dari [Aisyah] radliallahu ‘anha bahwa dia berkata; “Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sampai (di Madinah), Abu Bakar dan Bilal menderita sakit, lalu aku menjenguk mereka berdua. Aku bertanya; “Wahai ayahku, bagaimana keadaanmu? Dan engkau Bilal, bagaimana keadaanmu?” Aisyah melanjutkan; Dan setiap kali Abu Bakar menderita sakit panas, maka dia akan berkata; “Setiap orang bertanggung jawab terhadap keluarganya dan kematian itu lebih dekat dari pada tali sandalnya.” Sedangkan jika Bilal sakit demamnya semakin tinggi, maka dia akan berkata; “Alangkah baiknya syairku, apakah aku harus bermalam di suatu lembah sementara di sampingku terdapat orang-orang yang membanggakan diri lagi mulia. Apakah suatu hari mereka akan menginginkan air yang melimpah. Apakah sudah tampak olehku gunung Syamah dan Thafil?” Abu Urwah berkata; Aisyah melanjutkan; Kemudian aku mendatangi Rasulullah shallaallahu ‘alaihi wa sallam dan mengabarkan keadaan mereka kepada beliau. Lalu beliau berdo’a: ALLAHUMMA HABBIB ILAINAA ALMADINAH KAHUBBINA MAKKATA AW ASYADDA ALLAHUMMA WA SHAHHIHHA WA BAARIK LANAA FI SHAA’IHAA WA MUDDIHA WANQUL HUMMAHA FAJ’ALHA BIL JUHFAH (Ya Allah, jadikanlah kecintaan kami kepada Madinah seperti kecintaan kami kepada Mekkah atau lebih. Ya Allah, perbaikilah ia, Berkahilah kami pada takaran sha’ dan mudnya dan pindahkanlah wabah penyakitnya ke Juhfah.”

Sanad Shahih Muslim, Terdapat 4 Hadist Terkait “Wabah Penyakit”
Shahih Muslim hadis nomor 4112 (Lihat: Syarh Shahih Muslim Nawawi) 4112/5362
حَدَّثَنِي أَبُو الطَّاهِرِ أَحْمَدُ بْنُ عَمْرٍو وَحَرْمَلَةُ بْنُ يَحْيَى قَالَا أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ أَخْبَرَنِي يُونُسُ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ أَخْبَرَنِي عَامِرُ بْنُ سَعْدٍ عَنْ أُسَامَةَ بْنِ زَيْدٍ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ إِنَّ هَذَا الْوَجَعَ أَوْ السَّقَمَ رِجْزٌ عُذِّبَ بِهِ بَعْضُ الْأُمَمِ قَبْلَكُمْ ثُمَّ بَقِيَ بَعْدُ بِالْأَرْضِ فَيَذْهَبُ الْمَرَّةَ وَيَأْتِي الْأُخْرَى فَمَنْ سَمِعَ بِهِ بِأَرْضٍ فَلَا يَقْدَمَنَّ عَلَيْهِ وَمَنْ وَقَعَ بِأَرْضٍ وَهُوَ بِهَا فَلَا يُخْرِجَنَّهُ الْفِرَارُ مِنْهُ و حَدَّثَنَاه أَبُو كَامِلٍ الْجَحْدَرِيُّ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَاحِدِ يَعْنِي ابْنَ زِيَادٍ حَدَّثَنَا مَعْمَرٌ عَنْ الزُّهْرِيِّ بِإِسْنَادِ يُونُسَ نَحْوَ حَدِيثِهِ
Telah menceritakan kepadaku [Abu Ath Thahir Ahmad bin ‘Amru] dan [Harmalah bin Yahya] keduanya berkata; Telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Wahb]; Telah mengabarkan kepadaku [Yunus] dari [Ibnu Syihab]; Telah mengabarkan kepadaku [‘Amir bin Sa’d] dari [Usamah bin Zaid] dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda: “wabah penyakit ini adalah sebuah adzab, yang dengannya Allah membinasakan sebagian ummat sebelum kalian dan sisanya masih ada dimuka bumi, terkadang datang dan terkadang pergi. Bila terdengar ada di suatu tempat maka janganlah kalian mendatanginya. Dan bila terjadi di suatu tempat sedangkan dia ada di situ maka janganlah kalian menyuruhnya keluar dari tempat itu.” Dan telah menceritakannya kepada kami [Abu Kamil Al Jahdari]; Telah menceritakan kepada kami [‘Abdul Wahid] yaitu Ibnu Ziyad; Telah menceritakan kepada kami [Ma’mar] dari [Az Zuhri] melalui jalur Yunus dengan Hadits yang serupa. Shahih Muslim hadis nomor 4114 (Lihat: Syarh Shahih Muslim Nawawi) 4114/5362
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى التَّمِيمِيُّ قَالَ قَرَأْتُ عَلَى مَالِكٍ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ عَبْدِ الْحَمِيدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ زَيْدِ بْنِ الْخَطَّابِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْحَارِثِ بْنِ نَوْفَلٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ خَرَجَ إِلَى الشَّامِ حَتَّى إِذَا كَانَ بِسَرْغَ لَقِيَهُ أَهْلُ الْأَجْنَادِ أَبُو عُبَيْدَةَ بْنُ الْجَرَّاحِ وَأَصْحَابُهُ فَأَخْبَرُوهُ أَنَّ الْوَبَاءَ قَدْ وَقَعَ بِالشَّامِ قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ فَقَالَ عُمَرُ ادْعُ لِي الْمُهَاجِرِينَ الْأَوَّلِينَ فَدَعَوْتُهُمْ فَاسْتَشَارَهُمْ وَأَخْبَرَهُمْ أَنَّ الْوَبَاءَ قَدْ وَقَعَ بِالشَّامِ فَاخْتَلَفُوا فَقَالَ بَعْضُهُمْ قَدْ خَرَجْتَ لِأَمْرٍ وَلَا نَرَى أَنْ تَرْجِعَ عَنْهُ وَقَالَ بَعْضُهُمْ مَعَكَ بَقِيَّةُ النَّاسِ وَأَصْحَابُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلَا نَرَى أَنْ تُقْدِمَهُمْ عَلَى هَذَا الْوَبَاءِ فَقَالَ ارْتَفِعُوا عَنِّي ثُمَّ قَالَ ادْعُ لِي الْأَنْصَارِ فَدَعَوْتُهُمْ لَهُ فَاسْتَشَارَهُمْ فَسَلَكُوا سَبِيلَ الْمُهَاجِرِينَ وَاخْتَلَفُوا كَاخْتِلَافِهِمْ فَقَالَ ارْتَفِعُوا عَنِّي ثُمَّ قَالَ ادْعُ لِي مَنْ كَانَ هَاهُنَا مِنْ مَشْيَخَةِ قُرَيْشٍ مِنْ مُهَاجِرَةِ الْفَتْحِ فَدَعَوْتُهُمْ فَلَمْ يَخْتَلِفْ عَلَيْهِ رَجُلَانِ فَقَالُوا نَرَى أَنْ تَرْجِعَ بِالنَّاسِ وَلَا تُقْدِمَهُمْ عَلَى هَذَا الْوَبَاءِ فَنَادَى عُمَرُ فِي النَّاسِ إِنِّي مُصْبِحٌ عَلَى ظَهْرٍ فَأَصْبِحُوا عَلَيْهِ فَقَالَ أَبُو عُبَيْدَةَ بْنُ الْجَرَّاحِ أَفِرَارًا مِنْ قَدَرِ اللَّهِ فَقَالَ عُمَرُ لَوْ غَيْرُكَ قَالَهَا يَا أَبَا عُبَيْدَةَ وَكَانَ عُمَرُ يَكْرَهُ خِلَافَهُ نَعَمْ نَفِرُّ مِنْ قَدَرِ اللَّهِ إِلَى قَدَرِ اللَّهِ أَرَأَيْتَ لَوْ كَانَتْ لَكَ إِبِلٌ فَهَبَطَتْ وَادِيًا لَهُ عُدْوَتَانِ إِحْدَاهُمَا خَصْبَةٌ وَالْأُخْرَى جَدْبَةٌ أَلَيْسَ إِنْ رَعَيْتَ الْخَصْبَةَ رَعَيْتَهَا بِقَدَرِ اللَّهِ وَإِنْ رَعَيْتَ الْجَدْبَةَ رَعَيْتَهَا بِقَدَرِ اللَّهِ قَالَ فَجَاءَ عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عَوْفٍ وَكَانَ مُتَغَيِّبًا فِي بَعْضِ حَاجَتِهِ فَقَالَ إِنَّ عِنْدِي مِنْ هَذَا عِلْمًا سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِذَا سَمِعْتُمْ بِهِ بِأَرْضٍ فَلَا تَقْدَمُوا عَلَيْهِ وَإِذَا وَقَعَ بِأَرْضٍ وَأَنْتُمْ بِهَا فَلَا تَخْرُجُوا فِرَارًا مِنْهُ قَالَ فَحَمِدَ اللَّهَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ ثُمَّ انْصَرَفَ و حَدَّثَنَا إِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ وَمُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ وَعَبْدُ بْنُ حُمَيْدٍ قَالَ ابْنُ رَافِعٍ حَدَّثَنَا و قَالَ الْآخَرَانِ أَخْبَرَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ بِهَذَا الْإِسْنَادِ نَحْوَ حَدِيثِ مَالِكٍ وَزَادَ فِي حَدِيثِ مَعْمَرٍ قَالَ وَقَالَ لَهُ أَيْضًا أَرَأَيْتَ أَنَّهُ لَوْ رَعَى الْجَدْبَةَ وَتَرَكَ الْخَصْبَةَ أَكُنْتَ مُعَجِّزَهُ قَالَ نَعَمْ قَالَ فَسِرْ إِذًا قَالَ فَسَارَ حَتَّى أَتَى الْمَدِينَةَ فَقَالَ هَذَا الْمَحِلُّ أَوْ قَالَ هَذَا الْمَنْزِلُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ و حَدَّثَنِيهِ أَبُو الطَّاهِرِ وَحَرْمَلَةُ بْنُ يَحْيَى قَالَا أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ أَخْبَرَنِي يُونُسُ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ بِهَذَا الْإِسْنَادِ غَيْرَ أَنَّهُ قَالَ إِنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ الْحَارِثِ حَدَّثَهُ وَلَمْ يَقُلْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ
Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya At Tamimi] dia berkata; Aku membaca Hadits [Malik] dari [Ibnu Syihab] dari [‘Abdul Hamid bin ‘Abdur Rahman bin Zaid bin Al Khaththab] dari [‘Abdullah bin ‘Abdullah bin Al Harits bin Naufal] dari [‘Abdullah bin ‘Abbas] bahwa Pada suatu ketika ‘Umar bin Khaththab pergi ke Syam. Setelah sampai di Saragh, pimpinan tentara datang menyambutnya. Antara lain terdapat Abu “Ubaidah bin Jarrah dan para sahabat yang lain. Mereka mengabarkan kepada ‘Umar bahwa wabah penyakit sedang berjangkit di Syam. Ibnu Abbas berkata; ‘Umar berkata; ‘Panggil ke sini para pendahulu dari orang-orang Muhajirin! ‘ Maka kupanggil mereka, lalu ‘Umar bermusyawarah dengan mereka. Kata ‘Umar; ‘wabah penyakit sedang berjangkit di Syam. Bagaimana pendapat kalian? ‘ Mereka berbeda pendapat. Sebagian mengatakan kepada ‘Umar; ‘Anda telah keluar untuk suatu urusan penting. Karena itu kami berpendapat, tidak selayaknya Anda akan pulang begitu saja.’ Sebagian yang lain mengatakan; ‘Anda datang membawa suatu rombongan besar, yang disana terdapat para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Kami tidak sependapat jika Anda menghadapkan mereka kepada wabah ini.’ Kata ‘Umar; ‘Pergilah kalian dari sini! ‘ Kemudian ‘Umar berkata lagi; ‘Panggil ke sini orang-orang Anshar! ‘ Maka aku memanggil mereka lalu ‘Umar bermusyawarah dengan mereka. Ternyata kebijaksanaan mereka sama dengan orang-orang Muhajirin. Mereka berbeda pendapat seperti orang-orang Muhajirin. Maka kata ‘Umar; ‘Pergilah kalian dari sini! ‘ Kata ‘Umar selanjutnya; ‘Panggil ke sini pemimpin-pemimpin Quraisy yang hijrah sebelum penaklukan Makkah! ‘ Maka aku memanggil mereka. Ternyata mereka semuanya sependapat, tidak ada perbedaan. Kata mereka; ‘Kami berpendapat, sebaiknya Anda pulang saja kembali bersama rombongan Anda dan jangan menghadapkan mereka kepada wabah ini. Lalu ‘Umar menyerukan kepada rombongannya; ‘Besok pagi-pagi aku akan kembali pulang. Karena itu bersiap-siaplah kalian! ‘ Abu ‘Ubaidah bin Jarrah bertanya; ‘Apakah kita hendak lari dari takdir Allah? ‘ Jawab ‘Umar; ‘Mengapa kamu bertanya demikian hai Abu ‘Ubaidah? Agaknya ‘Umar tidak mau berdebat dengannya. Dia menjawab; Ya, kita lari dari takdir Allah kepada takdir Allah. Bagaimana pendapatmu, seandainya engkau mempunyai seekor unta, lalu engkau turun ke lembah yang mempunyai dua sisi. Yang satu subur dan yang lain tandus. Bukanlah jika engkau menggembalakannya di tempat yang subur, engkau menggembala dengan takdir Allah juga, dan jika engkau menggembala di tempat tandus engkau menggembala dengan takdir Allah? ‘ Tiba-tiba datang [‘Abdurrahman bin ‘Auf] yang sejak tadi belum hadir karena suatu urusan. Lalu dia berkata; ‘Aku mengerti masalah ini. Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: ‘Apabila kamu mendengar wabah berjangkit di suatu negeri, janganlah kamu datangi negeri itu. Dan apabila wabah itu berjangkit di negeri tempat kamu berada, maka janganlah keluar dari negeri itu karena hendak melarikan diri.’ Ibnu ‘Abbas berkata; ‘Umar bin Khaththab lalu mengucapkan puji syukur kepada Allah, setelah itu dia pergi.’ Dan telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] dan [Muhammad bin Rafi’] dan [Abad bin Humaid], [Ibnu Rafi’] berkata; Telah menceritakan kepada kami, sedangkan yang lainnya berkata; Telah mengabarkan kepada kami [Abdurrazaq] Telah mengabarkan kepada kami [Ma’mar] melalui jalur ini sebagaimana Hadits Malik. Di dalam Hadits Ma’mar ada tambahan Umar berkata; bukankah jika kamu mengembalakan unta di tempat yang tandus dengan meninggalkan tempat yang subur berarti kamu telah membuatnya lemah? Abu Ubaidah menjawab; ‘Ya.’ Umar berkata; maka berangkatlah! Maka Abu Ubaidah berangkat hingga sampai di Madinah, lalu dia berkata; ‘Insya Allah ini adalah tempat tinggal.’ Dan telah menceritakan kepadaku [Abu Thahir] dan [Harmalah bin Yahya] keduanya berkata; Telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Wahab] Telah mengabarkan kepadaku [Yunus] dari [Ibnu Syihab] melalui jalur ini. Hanya saja dia berkata; Sesungguhnya Abdullah bin Al Harits yang menceritakan kepadanya bukan Abdullah bin Abdullah.’ Shahih Muslim hadis nomor 3758 (Lihat: Syarh Shahih Muslim Nawawi) 3758/5362
و حَدَّثَنَا عَمْرٌو النَّاقِدُ حَدَّثَنَا هَاشِمُ بْنُ الْقَاسِمِ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ بْنُ سَعْدٍ حَدَّثَنِي يَزِيدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أُسَامَةَ بْنِ الْهَادِ اللَّيْثِيُّ عَنْ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ عَنْ جَعْفَرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْحَكَمِ عَنْ الْقَعْقَاعِ بْنِ حَكِيمٍ عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ غَطُّوا الْإِنَاءَ وَأَوْكُوا السِّقَاءَ فَإِنَّ فِي السَّنَةِ لَيْلَةً يَنْزِلُ فِيهَا وَبَاءٌ لَا يَمُرُّ بِإِنَاءٍ لَيْسَ عَلَيْهِ غِطَاءٌ أَوْ سِقَاءٍ لَيْسَ عَلَيْهِ وِكَاءٌ إِلَّا نَزَلَ فِيهِ مِنْ ذَلِكَ الْوَبَاءِ و حَدَّثَنَا نَصْرُ بْنُ عَلِيٍّ الْجَهْضَمِيُّ حَدَّثَنِي أَبِي حَدَّثَنَا لَيْثُ بْنُ سَعْدٍ بِهَذَا الْإِسْنَادِ بِمِثْلِهِ غَيْرَ أَنَّهُ قَالَ فَإِنَّ فِي السَّنَةِ يَوْمًا يَنْزِلُ فِيهِ وَبَاءٌ وَزَادَ فِي آخِرِ الْحَدِيثِ قَالَ اللَّيْثُ فَالْأَعَاجِمُ عِنْدَنَا يَتَّقُونَ ذَلِكَ فِي كَانُونَ الْأَوَّلِ
Telah menceritakan kepada kami [‘Amru An Naqid]; Telah menceritakan kepada kami [Hasyim bin Al Qasim]; Telah menceritakan kepada kami [Al Laits bin Sa’d]; Telah menceritakan kepadaku [Yazid bin ‘Abdullah bin Usamah bin Al Hadi Al Laitsi] dari [Yahya bin Sa’id] dari [Ja’far bin ‘Abdullah bin Al Hakam] dari [Al Qa’qa’ bin Hakim] dari [Jabir bin ‘Abdullah] ia berkata; Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tutuplah bejana-bejana, dan ikatlah tempat-tempat minuman, karena di suatu malam pada setiap tahunnya akan ada wabah penyakit (berbahaya) yang akan jatuh ke dalam bejana dan ketempat-tempat air yang tidak tertutup.” Dan telah menceritakan kepada kami [Nashr bin ‘Ali Al Jahdlami]; Telah menceritakan kepadaku [Bapakku]; Telah menceritakan kepada kami [Laits bin Sa’d] dengan Hadits dan sanad yang serupa, hanya saja dia berkata dengan kalimat ‘Karena di suatu hari pada setiap tahunnya akan ada wabah penyakit’. Dia juga menambahkan pada akhir Haditsnya; Al laits berkata; ‘Orang-orang ‘Ajam (selain orang arab) diantara kami merasa takut pada hal itu sejak bulan pertama.’ Shahih Muslim hadis nomor 4115 (Lihat: Syarh Shahih Muslim Nawawi) 4115/5362
و حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى قَالَ قَرَأْتُ عَلَى مَالِكٍ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَامِرِ بْنِ رَبِيعَةَ أَنَّ عُمَرَ خَرَجَ إِلَى الشَّامِ فَلَمَّا جَاءَ سَرْغَ بَلَغَهُ أَنَّ الْوَبَاءَ قَدْ وَقَعَ بِالشَّامِ فَأَخْبَرَهُ عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عَوْفٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا سَمِعْتُمْ بِهِ بِأَرْضٍ فَلَا تَقْدَمُوا عَلَيْهِ وَإِذَا وَقَعَ بِأَرْضٍ وَأَنْتُمْ بِهَا فَلَا تَخْرُجُوا فِرَارًا مِنْهُ فَرَجَعَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ مِنْ سَرْغَ وَعَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ سَالِمِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ أَنَّ عُمَرَ إِنَّمَا انْصَرَفَ بِالنَّاسِ مِنْ حَدِيثِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ
Dan telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] dia berkata; Aku membaca Hadits [Malik] dari [Ibnu Syihab] dari [‘Abdullah bin ‘Amir bin Rabi’ah] bahwa “Pada suatu ketika ‘Umar bin Khaththab pergi ke Syam. Setelah sampai di Saragh, dia mendengar bahwa wabah penyakit sedang berjangkit di Syam. Maka ‘Abdurrahman bin ‘Auf mengabarkan kepadanya bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda: ‘Apabila kamu mendengar wabah berjangkit di suatu negeri, maka janganlah kamu datangi negeri itu. Dan apabila wabah itu berjangkit di negeri tempat kamu berada, janganlah kamu keluar dari negeri itu karena hendak melarikan diri darinya.’ Maka Umar pun kembali dari Saragh. Dan dari [Ibnu Syihab] dari [Salim bin Abdullah]; bahwa Umar kembali bersama orang-orang setelah mendengar Hadits [Abdurrahman bin Auf].

Sanad Sunan Ibnu Majah, Terdapat 1 Hadist Terkait “Wabah Penyakit”
3914/4332 حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا أَبُو عَاصِمٍ أَخْبَرَنِي ابْنُ جُرَيْجٍ أَخْبَرَنِي مُوسَى بْنُ عُقْبَةَ أَخْبَرَنِي سَالِمُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ عَنْ رُؤْيَا النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ رَأَيْتُ امْرَأَةً سَوْدَاءَ ثَائِرَةَ الرَّأْسِ خَرَجَتْ مِنْ الْمَدِينَةِ حَتَّى قَامَتْ بِالْمَهْيَعَةِ وَهِيَ الْجُحْفَةُ فَأَوَّلْتُهَا وَبَاءً بِالْمَدِينَةِ فَنُقِلَ إِلَى الْجُحْفَةِ
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basysyar(1) telah menceritakan kepada kami Abu ‘Ashim(2) telah mengabarkan kepadaku Ibnu Juraij(3) telah mengabarkan kepadaku Musa bin ‘Uqbah(4) telah mengabarkan kepadaku Salim bin Abdullah(5) dari Abdullah bin Umar(6) mengenai mimpi Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda: “Aku pernah mimpi melihat seorang perempuan hitam yang tidak memakai penutup kepala keluar dari kota Madinah dan singgah di Al Mahya’ah (daerah dekat Juhfah). Maka aku ta’wilkan bahwa wabah penyakit di Kota Madinah telah dipindahkan ke daerah Juhfah.”
Hadis ini memiliki penguat sebagai berikut:
- Shahih Bukhari 6516
- Shahih Bukhari 6517
- Shahih Bukhari 6518
- Musnad Ahmad 5585
- Muhammad bin Basysyar bin ‘Utsman, Al ‘Abdiy, Abu Bakar, Bindar, Tabi’ul Atba’ kalangan tua, wafat tahun 252 H, hidup di Bashrah.
- Adl Dlahhaak bin Makhlad bin Adl Dlahhaak bin Muslim, Abu ‘Ashim, Tabi’ut Tabi’in kalangan biasa, wafat tahun 212 H, hidup di Bashrah, wafat di Bashrah.
- Abdul Malik bin ‘Abdul ‘Aziz bin Juraij, Al Umawiy, Abu Al Walid, Tabi’in (tdk jumpa Shahabat), wafat tahun 150 H, hidup di Marur Rawdz.
- Musa bin ‘Uqbah bin Abi ‘Ayyasy, Al Asadiy, Abu Muhammad, Tabi’in (tdk jumpa Shahabat), wafat tahun 141 H, hidup di Madinah, wafat di Madinah.
- Salim bin ‘Abdullah bin ‘Umar bin Al Khaththab, Al ‘Adawiy Al Qurasyiy, Abu ‘Umar, Tabi’in kalangan pertengahan, wafat tahun 106 H, hidup di Madinah. (6) Abdullah bin ‘Umar bin Al Khaththab bin Nufail, Al ‘Adawiy Al Qurasyiy, Abu ‘Abdur Rahman, Shahabat, wafat tahun 73 H, hidup di Madinah, wafat di Marur Rawdz.
Penulis juga berusaha menambahkan hadist yang kaitannya tentang “”Menjaga Wudhu”
- Kitab Musnad Darimi 2 hadist
- Kitab Mustadrak Hakim 3 hadist
- Kitab Shahih Ibnu Hibban 1 hadist
- Silsilah Shahihah Terjemah 1 hadist
Kitab Musnad Darimi 2 hadist tentang menjaga wudhu
Musnad Darimi hadis nomor 653 653/3367
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يُوسُفَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ مَنْصُورٍ وَالْأَعْمَشِ عَنْ سَالِمِ بْنِ أَبِي الْجَعْدِ عَنْ ثَوْبَانَ مَوْلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَقِيمُوا وَلَنْ تُحْصُوا وَاعْلَمُوا أَنَّ خَيْرَ أَعْمَالِكُمْ الصَّلَاةُ وَقَالَ الْآخَرُ إِنَّ مِنْ خَيْرِ أَعْمَالِكُمْ الصَّلَاةَ وَلَنْ يُحَافِظَ عَلَى الْوُضُوءِ إِلَّا مُؤْمِنٌ
Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Yusuf] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Manshur] dan [Al A’masy] dari [Salim bin Abu Al Ja’d] dari [tsauban] -bekas budak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam-, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: ‘Beristiqamah lah kalian semua dan janganlah kalian menghitung-hitung, ketahuilah bahwa amal kalian yang paling baik adalah shalat’, (dan beliau bersabda di lain waktu): ‘ sebaik-baik amalan kalian adalah shalat, dan tidaklah seorang yang selalu menjaga wudhunya melainkan ia seorang yang beriman”. Musnad Darimi hadis nomor 654 654/3367
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ بِشْرٍ حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ بْنُ مُسْلِمٍ حَدَّثَنَا ابْنُ ثَوْبَانَ قَالَ حَدَّثَنِي حَسَّانُ بْنُ عَطِيَّةَ أَنَّ أَبَا كَبْشَةَ السَّلُولِيَّ حَدَّثَهُ أَنَّهُ سَمِعَ ثَوْبَانَ مَوْلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَدِّدُوا وَقَارِبُوا وَخَيْرُ أَعْمَالِكُمْ الصَّلَاةُ وَلَنْ يُحَافِظَ عَلَى الْوُضُوءِ إِلَّا مُؤْمِنٌ
Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Bisyr] telah menceritakan kepada kami [Al Walid bin Muslim] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Tsauban] ia berkata: Telah menceritakan kepadaku [Hassan bin ‘Athiyyah] Bahwa [Abu Kabsyah As Saluli] menceritakan kepadanya, ia pernah mendengar [Tsauban] (bekas budak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam) berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Usahakanlah untuk menetapi kebenaran dan usahakanlah untuk mendekatinya, dan sebaik-baik amalan kalian adalah shalat, dan tidaklah seorang selalu menjaga wudhu melainkan ia seorang yang beriman”.
Kitab Mustadrak Hakim 3 hadist tentang menjaga wudhu
447/673 المستدرك 447: حَدَّثَنَا أَبُو الْعَبَّاسِ مُحَمَّدُ بْنُ يَعْقُوبَ، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَاقَ الصَّغَانِيُّ، ثنا رَوْحُ بْنُ عُبَادَةَ، ثنا شُعْبَةُ، وَحدثنا أَبُو بَكْرِ بْنُ إِسْحَاقَ، أَنْبَأَ مُحَمَّدُ بْنُ غَالِبٍ، ثنا أَبُو الْوَلِيدِ، وَأَبُو عَمْرُو مُحَمَّدُ بْنُ كَثِيرٍ، قَالُوا: ثنا شُعْبَةُ، وَأَخْبَرَنَا أَحْمَدُ بْنُ جَعْفَرٍ الْقَطِيعِيُّ، ثنا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ حَنْبَلٍ، حَدَّثَنِي أَبِي، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، ثنا شُعْبَةُ، عَنِ الْأَعْمَشِ، عَنْ سَالِمِ بْنِ أَبِي الْجَعْدِ، عَنْ ثَوْبَانَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: «اسْتَقِيمُوا وَلَنْ تُحْصُوا، وَاعْلَمُوا أَنَّ خَيْرَ دِينِكُمُ الصَّلَاةُ، وَلَا يُحَافِظُ عَلَى الْوُضُوءِ إِلَّا مُؤْمِنٌ. . .»
Al Mustadrak 447: Abu Al Abbas Muhammad bin Ya’qub menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ishaq Ash-Shaghani menceritakan kepada kami, Rauh bin Ubadah menceritakan kepada kami, Syu’bah menceritakan kepada kami. Abu Bakar bin Ishaq menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ghalib memberitakan (kepada kami), Abu Al Walid dan Abu Umar Muhammad bin Katsir menceritakan kepada kami, mereka berkata, “Syu’bah menceritakan kepada kami.” Ahmad bin Jafar Al Qathi’i menceritakan kepada kami, Abdullah bin Ahmad bin Hanbal menceritakan kepada kami, ayahku menceritakan kepadaku, Muhammad bin Ja’far menceritakan kepada kami dari Al A’masy, dari Salim bin Abu Al Ja’ad, dari Tsauban, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Istiqamahlah kalian, dan kalian tidak akan bisa mencapai istiqamah yang sesungguhnya (tidak akan bisa berbuat istiqamah seluruhnya). Ketahuilah bahwa sebaik-baik agama kalian adalah shalat, dan tidak akan menjaga wudhu kecuali orang yang beriman[…].” Mustadrak Hakim 448/673
المستدرك 448: الشَّيْبَانِيُّ بِالْكُوفَةِ، ثنا إِبْرَاهِيمُ بْنُ إِسْحَاقَ الْقَاضِي الزُّهْرِيُّ، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ عُبَيْدٍ، ثنا الْأَعْمَشُ، وَأَخْبَرَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ بَالَوَيْهِ، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ النَّضْرِ، ثنا مُعَاوِيَةُ بْنُ عُمَرَ، ثنا زَائِدَةُ، عَنِ الْأَعْمَشِ، عَنْ سَالِمِ بْنِ أَبِي الْجَعْدِ، عَنْ ثَوْبَانَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «اسْتَقِيمُوا وَلَنْ تُحْصُوا، وَاعْلَمُوا أَنَّ خَيْرَ أَعْمَالِكُمُ الصَّلَاةَ، وَلَنْ يُحَافِظَ عَلَى الْوُضُوءِ إِلَّا مُؤْمِنٌ» . وَقَدْ تَابَعَ مَنْصُورُ بْنُ الْمُعْتَمِرِ الْأَعْمَشَ فِي هَذِهِ الرِّوَايَةِ عَنْ سَالِمٍ
Al Mustadrak 448: […] Asy-Syaibani di Kufah, Ibrahim bin Ishaq Al Qadhi Az-Zuhri menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ubaid menceritakan kepada kami, Al A’masy menceritakan kepada kami. Abu Bakar bin Balawaih mengabarkan kepada kami, Muhammad bin Ahmad bin An-Nadhr menceritakan kepada kami, Mu’awiyah bin Umar menceritakan kepada kami, Zaidah menceritakan kepada kami dari Al A’masy, dari Salim bin Abu Al Ja’ad, dari Tsauban, dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Istiqamahlah kalian, dan kalian tidak akan bisa mencapai istiqamah yang sesungguhnya (tidak bisa melakukan istiqamah seluruhnya). Ketahuilah, sebaik-baik perbuatan kalian adalah shalat, dan hanya orang yang beriman yang bisa menjaga wudhu” Riwayat Al A’masy ini diperkuat oleh Manshur bin Al Mu’tamir dari Salim. Mustadrak Hakim 449/673
المستدرك 449: حَدَّثَنَاهُ أَبُو الْعَبَّاسِ مُحَمَّدُ بْنُ يَعْقُوبَ، ثنا أُسَيْدُ بْنُ عَاصِمٍ، ثنا الْحُسَيْنُ بْنُ حَفْصٍ، عَنْ سُفْيَانَ، وَأَخْبَرَنَا الْحُسَيْنُ بْنُ الْحَسَنِ بْنِ أَيُّوبَ، ثنا أَبُو يَحْيَى بْنُ أَبِي مَسَرَّةَ، ثنا خَلَّادُ بْنُ يَحْيَى، ثنا سُفْيَانُ، وَأَخْبَرَنَا أَبُو الْفَضْلِ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، ثنا جَعْفَرُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ الْحُسَيْنِ، ثنا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى، أَنْبَأَ وَكِيعٌ، عَنْ سُفْيَانَ، عَنْ مَنْصُورٍ، عَنْ سَالِمِ بْنِ أَبِي الْجَعْدِ، عَنْ ثَوْبَانَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «اسْتَقِيمُوا وَلَنْ تُحْصُوا، وَاعْلَمُوا أَنَّ خَيْرَ أَعْمَالِكُمُ الصَّلَاةُ، وَلَا يُحَافِظُ عَلَى الْوُضُوءِ إِلَّا مُؤْمِنٌ» . «هَذَا حَدِيثٌ صَحِيحٌ عَلَى شَرْطِ الشَّيْخَيْنِ، وَلَمْ يُخَرِّجَاهُ وَلَسْتُ أَعْرِفُ لَهُ عِلَّةً يُعَلَّلُ بِمِثْلِهَا مِثْلُ هَذَا الْحَدِيثِ، إِلَّا وَهْمٌ مِنْ أَبِي بِلَالٍ الْأَشْعَرِيِّ وَهَمَ فِيهِ عَلَى أَبِي مُعَاوِيَةَ»
Al Mustadrak 449: Abu Al Abbas Muhammad bin Ya’qub menceritakan kepada kami, Usaid bin Ashim menceritakan kepada kami, Al Husain bin Hafsh menceritakan kepada kami dari Sufyan. Al Husain bin Al Hasan bin Ayyub mengabarkan kepada kami, Abu Yahya bin Abu Masarrah menceritakan kepada kami, Khallad bin Yahya menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami. Abu Al Fadhl bin Ibrahim mengabarkan kepada kami, Ja’far bin Muhammad bin Al Husain menceritakan kepada kami, Yahya bin Yahya menceritakan kepada kami, Waki’ memberitakan (kepada kami) dari Sufyan, dari Manshur, dari Salim bin Abu Al Ja’ad, dari Tsauban, dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Istiqamahlah kalian, dan kalian tidak akan bisa mencapai istiqamah yang sesungguhnya (tidak akan bisa melakukan istiqamah seluruhnya). Ketahuilah bahwa sebaik-baik perbuatan kalian adalah shalat, dan hanya orang beriman yang dapat menjaga wudhu” Hadits ini shahih sesuai syarat Al Bukhari dan Muslim, tapi keduanya tidak meriwayatkannya. Aku tidak mengetahui ada illat yang bisa membuat hadits seperti ini cacat, kecuali wahm yang dilakukan Abu Bilal Al Asy’ari terhadap Abu Mu’awiyah.
Kitab Shahih Ibnu Hibban 1 hadist
1037/2769 صحيح ابن حبان 1037: أَخْبَرَنَا أَبُو يَعْلَى، حَدَّثَنَا سُرَيْجُ بْنُ يُونُسَ، وَأَبُو خَيْثَمَةَ: حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ بْنُ مُسْلِمٍ، حَدَّثَنَا ابْنُ ثَوْبَانَ، حَدَّثَنِي حَسَّانُ بْنُ عَطِيَّةَ، أَنَّ أَبَا كَبْشَةَ السَّلُولِيَّ حَدَّثَهُ، أَنَّهُ سَمِعَ ثَوْبَانَ، يَقُولُ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: سَدِّدُوا وَقَارِبُوا، وَاعْلَمُوا أَنَّ خَيْرَ أَعْمَالِكُمُ الصَّلاَةُ، وَلاَ يُحَافِظُ عَلَى الْوُضُوءِ إِلاَّ مُؤْمِنٌ.قَالَ أَبُو حَاتِمٍ: هَذِهِ اللَّفْظَةُ مِمَّا ذَكَرْنَا فِي كُتُبِنَا، أَنَّ الْعَرَبَ تُطْلِقُ الاِسْمَ بِالْكُلِّيَّةِ عَلَى جُزْءٍ مِنْ أَجْزَاءِ شَيْءٍ يُطْلَقُ اسْمُ ذَلِكَ الشَّيْءِ عَلَى جُزْءٍ مِنْ أَجْزَائِهِ. فَقَوْلُهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لاَ يُحَافِظُ عَلَى الْوُضُوءِ إِلاَّ مُؤْمِنٌ، أَطْلَقَ اسْمَ الإِيمَانِ عَلَى الْمُحَافِظِ عَلَى الْوُضُوءِ، وَالْوُضُوءُ مِنْ أَجْزَاءِ الإِيمَانِ، كَذَلِكَ اسْمُ الإِيمَانِ عَلَى الْمُفْرِدِ الْعَمَلَ بِهِ، لأَنَّهُ جُزْءٌ مِنْ أَجْزَاءِ الإِيمَانِ عَلَى حَسَبِ مَا ذَكَرْنَاهُ.وَخَبَرُ سَالِمِ بْنِ أَبِي الْجَعْدِ، عَنْ ثَوْبَانَ خَبَرٌ مُنْقَطِعٌ، فَلِذَلِكَ تَنَكَّبْنَاهُ.
Shahih Ibnu Hibban 1037: Abu Ya’la mengabarkan kepada kami, Suraij bin Yunus dan Abu Khaitsamah menceritakan kepada kami, Al Walid bin Muslim menceritakan kepada kami, Ibnu Tsauban menceritakan kepada kami, Hassan bin ‘Athiyah menceritakan kepadaku, bahwa Abu Kabasyah As-Saluli bercerita, bahwa ia mendengar Tsauban berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bertindak tepatlah, mendekatkan dirilah (kepada Allah), dan beramallah, bahwasanya sebaik-baik amal kailan adalah shalat, dan tidak ada yang dapat menjaga wudhu kecuali orang mu ‘min.” 1 [1:2] Abu Hatim berkata, “Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Tidak ada yang dapat menjaga wudhu kecuali orang mu’min; Beliau mengucapkan nama iman atas orang yang menjaga wudhu, padahal wudhu itu adalah bagian dari keimanan. Begitu juga nama iman atas satuan-satuan amalan lainnya. Adapun hadits Salim bin Abu Al Ju’di dari Tsauban adalah hadits munqathi’ (terputus sanadnya) 2, karena itulah kami kemudian menjauhinya.
Silsilah Shahihah Terjemah 1 hadist
Silsilah Shahihah Terjemah 65/118 MEMILIH AMAL PERBUATAN
- ١١٥ – سَدِّدُوْا وَقَارِبُوْا وَاعَمَلُوْا وَخَيْرُوْا وَاعْلَمُوْا أَنَّ خَيْرَ أَعْمَالَكَمُ الصَّلاَةُ وَلاَ يُحَافِظُ عَلىَ الْوُضُوْءِ إِلاَّ مُؤْمِنٌ . – “Luruskanlah dan mendekatlah, beramallah dan memilihlah. Dan ketauhilah bahwa sebaik-baik amal perbuatanmu adalah shalat. Dan tidaklah menjaga wudhu melainkan seorang mukmin.”
- Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad (5/282), dia mengatakan: “Telah bercerita kepadaku Al-Walid bin Muslim dan dia mengatakan: “Telah bercerita kepadaku Ibnu Tsauban dan dia berkata: “Telah bercerita kepadaku Hisan bin Uthiyyah, bahwa sesungguhnya Abu Kabsyah As-Saluli telah bercerita kepadaku kalau dia mendengar Tsauban berkata: “Telah bersabda Rasulullah SAW”
- Demikian pula Ad-Darimi (1/168) juga telah meriwayatkan hadits ini (juz 1 hal. 168), kemudian Ibnu Hibban (164), dan Ath-Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Kabir (1/72/2) dari Al-Walid.
- Saya menilai: Sanad ini hasan. Semua pewarinya tsiqah, yaitu perawi-perawi Al-Bukhari, kecuali Ibnu Tsauban yang nama aslinya adalah Abdurrahman bin Tsabit. Ia masih dipertentangkan disini. Sedangkan yang menjadi ketetapan adalah bahwa ia hasanul hadits (orang yang bagus haditsnya), manakala tidak menyalahi yang lain.
- Hadits ini juga mempunyai jalan-jalan yang lain dan beberapa syahid (hadits pendukung) yang telah saya keluarkan dalam Irwaul-Ghalil (405).–
Kesimpulan diatas tentang “Wabah Penyakit.”. Penulis Mengumpulkan dari berbagai Sumber Kitab Hadist :
- Kitab Musnad Ahmad
- Kitab Muwatho Malik
- Kitab Riyadhus Shalihin
- Kitab Shahih Bukhari
- Kitab Shahih Muslim
- Kitab Sunan Ibnu Majah
Semoga menambah ilmu dan khasanah kita semua, tentunya penulis mengedukasi kepada semua sahabat, minimal bisa menghafal hadist, insyaallah – fuad sekeluarga
dan buat sahabat apabila memerlukan bantuan mencari hadist-hadist terkait bab / bahasan tertentu yang sulit dicari, silahkan request kepada whatsapp ini, GRATIS (^_^) (silahkan klik disini konsultasi pencarian hadist langsung ke whatsapp)
Baca juga :
- Bantahan Terhadap pendapat “Tidak Boleh Meninggalkan Shalat Jamaah”
- Begini Potret Kosongnya Ka’bah saat Masjidil Haram Disterilkan
- Asteroid ‘Jumbo’ akan Lintasi Bumi April 2020
- Data Peta Penyebaran Corona
- TAATLAH KEPADA ALLAH, RASULULLAH, DAN ULIL AMRI
Discussion about this post